MATA INDONESIA, JAKARTA – Kinerja positif PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) atau bank bjb dalam beberapa tahun terakhir. Membuat peringkat pengelolaan keuangan juga ikut terkerek.
Terbaru, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat bank bjb dan Obligasi Berkelanjutan I/2017. Dari “idAA-” menjadi “idAA”, dengan outlook “stabil”.
Kenaikan peringkat itu mencerminkan bank bjb telah melakukan peningkatan yang konsisten dari kinerja keseluruhan selama beberapa tahun terakhir. Terutama mengingat ketahanan bisnis captive berkualitas tinggi di tengah dampak pandemi sejak tahun 2020. Hal ini tercermin dari semakin kuatnya posisi usaha Bank BJB di industri perbankan. Kombinasi dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loans) dan kredit berisiko (loan at risk) yang lebih rendah.
Direktur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi memaparkan, kinerja positif bank bjb karena mampu mengelola bisnis secara agresif namun terukur. Juga terdorong berbagai produk seperti kredit pegawai pemerintahan daerah (Pemda) yang terbukti menjadi pasar yang tangguh. Belum lagi, produk digital, kredit korporasi, dan kredit konsumer.
Menurut Yuddy, bank bjb di tahun 2021 telah melakukan berbagai inovasi dan pengembangan digitalisasi. Adapun hal tersebut berdampak pada pendapatan fee based income yang naik signifikan. Tak terkecuali dari kanal-kanal atau layanan digital yang semakin digandrungi. Hal ini, menurut Yuddy, tidak terlepas dari semakin luasnya ekosistem digital bank bjb yang tumbuh sepanjang tahun 2021.
Peringkat idAA yang diraih bank bjb, menurut catatan Pefindo, juga sudah memperhitungkan proses bank bjb menjadi induk dari Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan beberapa bank pembangunan daerah (BPD) lain.
Dengan menjadi induk KUB, Pefindo memperidiksi, akan semakin meningkatkan profil bisnis dan keuangan bank bjb, mengingat kehadiran yang lebih kuat di wilayah baru di luar Jawa Barat, dan potensi sinergi yang lebih besar antar anggota KUB nya.
Rencana KUB kemungkinan akan dapat terwujud dalam jangka menengah. Mengingat tenggat waktu yang tegas sebagaimana dalam POJK No.12/POJK.03/2021. Yang mengamanatkan BPD untuk memenuhi kebutuhan modal inti minimum sebesar Rp3,0 triliun pada akhir tahun 2024.
Pefindo juga menaikkan peringkat Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I/2017 Bank. Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II/2019 dan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III/2021. Menjadi “idA+” dari “idA”. Peringkat Obligasi Subordinasi tersebut berada dua tingkat di bawah peringkat Bank BJB. Apalagi adanya risiko dari Obligasi Subordinasi ini dapat terhapusbukukan pada kondisi non-viability, sesuai dengan POJK 34/POJK.03/2016.
Yuddy menambahkan, dengan peringkat idAA mencerminkan bahwa bank bjb memiliki kemampuan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang.
“Peringkat tersebut juga mencerminkan posisi bank bjb yang kuat di pasar captive di provinsi Jawa Barat dan Banten, kualitas aset yang kuat, dan permodalan yang kuat,” ucap Yuddy.