Pemerintah Turut Terkena Imbas Atas Perbuatan Raffi Ahmad

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Selebriti Raffi Ahmad dipilih oleh pemerintah dalam program vaksinasi Covid-19 perdana yang digelar di Istana Negera, Jakarta pada 13 Januari 2021.

Ayah dari Rafathar ini dipilih karena dinilai mampu menginspirasi kaum milenial untuk turut serta dalam program vaksinasi Covid-19.  Namanya pun sempat menjadi trending topic di Twitter setelah menjalani vaksinasi. Ia menjadi satu-satunya wakil dari kalangan milenial dan selebriti.

Meski banyak yang mendukung, sejumlah pengguna Twitter meragukan keputusan pemerintah itu. Hal tersebut ditulis oleh pengguna bernama @sherlyrosita “Kenapa harus  Raffi Ahmad yang menginspirasi kalau presiden ada stafsus milenial? Sebagai masyarakat keyakinan kita cukup sebatas Raffi Ahmad di mata pemerintah atau gimana?”.

Kekhawatiran sejumlah warganet pun terjawab. Hanya berselang beberapa jam setelah divaksin, pria kelahiran 33 tahun silam itu diketahui melanggar protokol kesehatan dengan menghadiri sebuah pesta.

Hal tersebut diketahui dari Instagram Stories milik selebgram Anya Geraldine. Dalam foto itu, Raffi Ahamd beserta istrinya, Nagita Slavina dan rekan artis lainnya seperti Gading Marteen, Sean Gelael, dan Anya terlihat tidak menggunakan masker.

Kejadian ini tentu saja menggegerkan bagi semua kalangan masyarakat. Masyarakat yang semulanya membela, kini berbalik arah menyerang Raffi. Jumat, 15 Januari 2021 lalu, sebuah hashtag #TangkapAhokdanRaffi masuk ke dalam trending topic di Twitter.

Sebelumnya, Komedian Ernest Prakasa mendukung keputusan pemerintah ketika memilih Raffi untuk mendapat vaksin perdana. Kini, ia sangat menyayangkan tindakan Raffi yang tidak menghargai pemerintah.

“Yup, saya berhasil terlihat tolol. But it’s really not about me. Tindakan Raffi menurut saya keterlaluan dan tidak menghargai keistimewaan yang ia dapatkan” tulisnya.

Kritikan lain pun datang dari penyanyi Sherina Munaf. Istri dari Baskara Mahendra itu mengungkapkan kekesalannya di akun Twitternya “Halo Raffi Ahmad, setelah divaksin bukan berarti keluyuran rame2 dong. Anda dipilih jatah awal2 vaksin karena followers banyak. Dengan alasan yang sama, tolong berikutnya konsisten beri contoh yang baik. Please you can do better than this. Your followers are counting on you” tulisnya.

Kritik pun dilayangkan kepada pemerintah karena keteledoran Raffi. Bukhori Yusuf, Ketua DPP PKS, menilai jika pemerintah gagal dan memilih influencer. “Pemerintah sudah gagal memilih influencer yang patut dicontoh oleh publik” katanya.

Bukhori menambahkan, jika pesan pemerintah untuk selalu mengikuti protokol kesehatan malah dilanggar oleh selebriti pilihannya, yaitu Rafi Ahmad. Menurutnya, Raffi Ahmad telah menjadi contoh buruk bagi masyarakat.

“Seharusnya pemerintah tidak memilih figure seperti ini. cukup dengan seluruh keluarga presiden dan wapres yang terdepan memberi contoh untuk meyakinkan publik” katanya.

Bukhori pun menuntut adanya penindakan hukum terhadap siapa pun yang melanggar aturan PSBB, termasuk public figure. “Karena, saat PSBB seharusnya ditegakkan hukum terutama terhadap public figure seperti Raffi, dan lain-lain. Jangan sampai penegakan hanya pilih tebang dan tebang pilih” katanya.

Menteri Kesahatan, Budi Gunadi Sadikin, pun tak luput dari kritikan. Salah satu yang menegur ialah Netty Prasetiyani, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS.

Dalam rapat kerja sama antara Komisi IX DPR dan Kementerian Kesehatan, Netty mengungkapkan jika tindakan teledor Raffi Ahmad merupakan contoh yang tidak baik. Ia pun mendapat sentilan dari masyarakat karena kasus ini.

Netty menambahkan bahwa yang seharusnya disiplin itu adalah pemerintah bukan masyarakat. “Kalau masyarakat diminta disiplin, ternyata yang tidak disiplin itu pemerintah dan pejabat publik” katanya.

Terkait masalah ini, salah satu aktivis kesehatan bernama Tirta Mandira Hudhi atau yang kerap disapa Dr. Tirta telah mengadukan pelanggaran tersebut ke Ketua Satuan Tugas (Kasatgas) Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo.

Menurut Dr Tirta, orang yang sudah divaksin seharusnya tetap menjalankan protokol kesehatan. Bukannya berada ditempat keramaian karena sudah merasa kebal terhadap virus Covid-19.

Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah itu pun menyebut jika tindakan konyol yang dilakukan Raffi telah memberikan dampak yang besar termasuk rasa antipasti masyarakat terhadap pemerintah. Selain itu, ia menambahkan jika Raffi juga melanggar PSBB yang sedang berlaku di Jakarta.

Diani Ratna Utami

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Usai Pilkada Berjalan Demokratis, Masyarakat Harus Jaga Persatuan

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 telah dilaksanakan, pelaksanaan demokrasi tersebut berjalan dengan aman, lancar, dan demokratis sesuai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini