Kemerdekaan di Tengah Keterbatasan

Baca Juga

MATA INDONESIA, – “Indonesia Raya

Merdeka Merdeka

Tanahku negeriku yang kucinta

Indonesia Raya

Merdeka Merdeka

Hiduplah Indonesia Raya”

Lagu tersebut pastinya sudah tidak asing di telinga kita, bukan? Hampir setiap hari Senin, atau setiap tanggal 17 Agustus. Selalu ada upacara bendera, baik itu di sekolah, perkantoran atau di instansi pemerintahan, lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman selalu dinyanyikan. Sambil menghormat menghadap bendera, kita menyanyikan lirik-liriknya dengan penuh kekhidmatan. Betapa syahdunya.

Selalu, setiap tahun, setiap tanggal 17 Agustus. Kita tentunya merayakan kemerdekaan negeri kita tercinta, Indonesia. Pada tahun ini, Indonesia tepat berumur 75 Tahun. 75 tahun yang lalu Proklamasi di bacakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta di Jalan Pegangsaan Timur No.  56. Momen yang menjadi penanda lahirnya bangsa kita,  Indonesia.

Namun, pada tahun ini, perayaan kemerdekaan sedikit lebih berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini, dunia di buat gempar dengan COVID-19, virus baru yang sangat mematikan. Virus ini sudah tersebar ke seluruh penjuru dunia dan akhirnya menjadi pandemi. Seluruh dunia membatasi semua aktivitas di luar rumah, tak terkecuali di Indonesia.

Jika biasanya kita merayakan 17 Agustusan dengan kegiatan seperti Balap Karung, Lomba Kelereng, Makan Kerupuk dan Panjat Pinang, hal tersebut sepertinya tidak di lakukan pada tahun ini di beberapa  penjuru Tanah Air.  Demi menekan penyebaran COVID-19. Mungkin kalau ada yang melakukan, harus dengan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, selalu cuci tangan, dan menggunakan Hand Sanitizer

Apa yang saya sebutkan sebelumnya, persis dengan apa yang saya alami. Tidak ada lomba, tidak ada keramaian, tidak ada sorak-sorai, tidak ada keseruan yang mewarnai momen 17 Agustusan ini. Aktivitas yang di lakukan pun juga sama seperti pada hari- hari biasanya, tidak ada bedanya. 17 Agustusan tahun ini menjadi tidak ramai dan seru seperti biasanya.

Pada tahun-tahun sebelumnya, suasana rumah selalu ramai dengan saudara yang berkumpul untuk berlomba bersama. Rumah penuh dekorasi, lomba dengan berbagai macam hadiah dan lainnya. Kini, tampaknya semua itu tidak bisa di lakukan di situasi seperti ini demi menekan jumlah penularan COVID-19.

Walaupun tidak bisa melaksanakan kegiatan yang biasa di lakukan pada 17 Agustus, kami sekeluarga akhirnya memutuskan untuk berkumpul di ruang keluarga, menyalakan televisi, dan menyaksikan siaran langsung Pengibaran Bendera Merah Putih di Istana Negara. Dan juga mendengarkan pidato dan pesan pesan yang di sampaikan oleh Presiden Joko Widodo.

Sesudah kami menyaksikan siaran tersebut, kami melakukan aktivitas seperti biasanya, aktivitas normal yang biasa kami lakukan seperti hari-hari sebelumnya. Memang sangatlah aneh jika pada tahun ini 17 Agustus tidak ada pengibaran bendera dan upacara di sekolah, dan instansi lainnya. Membuat suasana 17 Agustus menjadi tanggal yang biasa-biasa saja seperti yang lainnya.

Lalu, saya mengecek gawai dan membuka aplikasi Instagram. Dan saya lihat, beranda Instagram penuh dengan postingan di mana di seluruh pelosok Indonesia menghentikan aktivitasnya selama tiga menit. Sekilas tidak ada yang aneh, mengingat ini suasana kemerdekaan, mengheningkan cipta untuk menghormati jasa para pahlawan. Tetapi, yang uniknya adalah, semua itu di lakukan pada saat lampu merah. Semua pengguna jalan di himbau untuk memberhentikan laju kendaraannya dan berdiam sejenak.

Sungguh sebuah pemandangan yang unik dan tidak biasa. Jikalau, pada umumnya mengheningkan cipta di lakukan pada saat upacara. Sekarang ini, bisa di lakukan di manapun, entah itu di lampu merah, atau pada saat sedang beraktivitas. Menghentikan apa yang kita lakukan sejenak selama 3 menit. Lalu, saya sadar bahwa kemerdekaan bukan hanya soal perayaan dan lomba.

Kemerdekaan itu tergantung bagaimana kita memaknainya. Bisa bekerja dan belajar dengan lancar di tengah keterbatasan, itu sudah merdeka. Bisa bertemu dengan  orang-orang terdekat dan terkasih, itu sudah merdeka.

Walaupun suasana 17 Agustus pada tahun ini sedikit berbeda, tetapi maknanya dan nilainya tetap sama. Yaitu perjuangan tanpa lelah dan tanpa henti melalui berbagai cara demi mendapatkan kemerdekaan yang di cita-citakan.

Nilai-nilai kemerdekaan tak akan lekang oleh waktu, tak akan tergerus oleh zaman dan tidak akan goyah oleh suatu apapun. Bahkan di tengah pandemi ini, kita masih bisa merasakan apa itu arti dari Kemerdekaan.

Penulis: Muhammad Zaki Raihan Abdurachman 

Ig: @zakiraihan17

Twitter: @ZakiAbdurachman 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini