MATA INDONESIA, – Tahun 2020 yang baru berjalan delapan bulan dihadapi seluruh penduduk dunia dengan berbeda. Bagaimana tidak, efek wabah pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan di segala sektor.
Tatanan baru atau yang biasa disebut New Normal diterapkan di Indonesia. Kerja di kantor diubah dengan kerja di rumah, belajar di sekolah diganti dengan pembelajaran jarak jauh. Demikian juga dengan kegiatan upacara menyambut HUT kemerdekaan RI yang ke-75.
Bagaikan sayur tanpa garam, tidak lengkap rasanya bila bulan Agustus yang biasa meriah dengan lomba-lomba di kampung, kegiatan upacara di perkantoran pusat kota, hingga pengibaran sang saka merah putih di Istana Merdeka, tidak dilaksanakan. Demi memaknai esensi bulan Agustus, upacara sebagai simbol rasa syukur dan hormat terhadap perjuangan heroik para pendahulu bangsa selalu dihelat. Upacara setiap tanggal 17 Agustus adalah momen yang paling ditunggu oleh masyarakat Indonesia.
Namun situasi pandemi kali ini memaksa kegiatan upacara tersebut, dari halaman kantor kedinasan hingga Istana Merdeka, harus kehilangan euforianya. Pertimbangan kesehatan menjadi yang utama, sehingga upacara edisi kali ini digelar dengan cara sedikit unik dan berbeda.
Pemerintah responsif menanggapi hal ini dengan mengadakan upacara HUT Kemerdekaan RI berbasis internet. Sekretariat Presiden meluncurkan laman Pandang Istana sebagai kanal resmi pendaftaran partisipasi upacara secara virtual untuk 17.845 orang. Sehingga masyarakat dari berbagai lapisan dapat mengikuti upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 di Istana Negara ini dengan cara virtual.
Meskipun dilaksanakan secara daring, nyatanya tidak mengurangi suasana khidmat upacara memperingati HUT RI tahun ini. Banyak masyarakat menggunakan pakaian adat atau pakaian formal saat ikut upacara di rumah. Hal ini menjadi pengalaman yang berkesan bagi mereka. Para tamu undangan yang hadir secara virtual berada dalam satu frame dengan tamu lainnya. Antar tamu dapat saling menyaksikan bagaimana suasana upacara di kediaman masing-masing bersama keluarga, sehingga interaksi virtual pun terjalin.
Di Surabaya, semangat yang sama juga ditunjukkan oleh warga Kupang Gunung Timur, bekas kampung lokalisasi Dolly. Bedanya, upacara HUT Kemerdekaan RI ini dilakukan secara siaran langsung dan kebetulan saya juga menonton kegiatan upacara ini. Di bulan Agustus tahun lalu, warga mengadakan lomba-lomba yang meriah. Tahun ini, warga Kupang Gunung mengadakan upacara Kemerdekaan dengan menerapkan protokol Kesehatan, lengkap dengan masker terpasang dan jarak yang telah ditentukan.
Saya menemukan keunikan bahwa peserta upacara didominasi oleh warga sekitar. Mulai dari ibu-ibu, Karang Taruna hingga anak-anak. Seragamnya pun beragam, ada yang memakai pakaian pramuka, seragam sekolah, bahkan ada juga yang menggunakan pakaian sehari-hari. Di lorong gang yang sempit ini, gaung kemerdekaan dan semangat juang warga terdengar sampai skala nasional. Tak heran jika kegiatan tersebut diliput oleh sebuah saluran televisi berita nasional.
Upacara dilaksanakan pada pukul 07.10 – 07.45 pagi. Dipimpin langsung ketua RT setempat dan dikomandoi oleh ketua Karang Taruna. Para peserta upacara menerapkan protokol kesehatan dengan mengenakan face shield dan masker. Suasana hening dan khidmat mengiringi jalannya upacara yang dihadiri oleh warga Kupang Gunung Timur RT 03. Hal ini menjadi suatu teladan yang baik dalam mengisi kemerdekaan di tengah wabah COVID-19 yang menghantui.
Sebuah terobosan ide yang baik dalam memaknai HUT Kemerdekaan RI dengan melibatkan warga sekitar. Kalau menurut orang Jawa, agenda peringatan ini sebagai tombo kangen atau melepas rindu bagi sebagian warga. Terutama untuk anak-anak yang terpaksa melakukan sekolah daring, sehingga momen-momen seperti ini yang biasanya diadakan di sekolah harus terlewatkan.
Banyak cara untuk memaknai HUT Kemerdekaan RI disaat pandemi seperti ini, bisa dengan upacara virtual yang dilakukan di rumah, mengadakan kegiatan bertema kemerdekaan yang mengedepankan protokol kesehatan, atau juga mengadakan kegiatan sosial seperti donor darah. Pandemi yang menerpa Indonesia tidak menyurutkan semangat warganya dalam menyambut HUT kemerdekaan RI.
Hasil pantauan saya di kampung-kampung Surabaya, meskipun ada yang absen dalam menggelar lomba-lomba meriah, nuansa warna merah putih masih tetap kental. Mulai dari bendera Merah Putih yang berkibar di depan rumah hingga dekorasi kampung bernuansa kemerdekaan yang menghiasi langit-langit kampung. Kekompakan warga sekitar ini menjadi cerminan bahwa menyambut HUT kemerdekaan RI adalah bagian tradisi, dan tradisi ini diharapkan tetap lestari.
Ternyata #17andirumahaja tetap menarik dan tidak kehilangan makna meskipun dengan batasan tertentu. Tahun ini akan menjadi tahun yang selalu diingat karena kita memperingati HUT Kemerdekaan RI dengan cara yang berbeda. Semoga esensi dari HUT kemerdekaan RI dapat dimaknai dengan baik dan tidak hanya sebagai euforia semata.
Penulis : Mijil Priyonggo
FB, IG : Mijil Ryoga
Youtube : Mijelajah