Dirgahayu yang Tak Sama

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Proklamasi

Kami rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain lain. Diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta 17 Agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia Soekarno, Hatta.”

Untuk yang pertama kalinya kudengarkan kalimat ini secara virtual di hari istimewamu. Dibacakan oleh seluruh stasiun televisi Indonesia bukan di tanah lapang seperti tahun lalu. Dirgahayu kali ini berbeda.

Tepat pada 17 Agustus 2020. Warna merah dan putih menghiasi sepanjang jalan desa. Bendera pusaka dipasang di setiap rumah. Semua orang berkumpul di tempat diadakannya lomba dan berteriak riang gembira. Senyuman anak kecil yang tulus bisa terlihat dari raut wajah mereka.

Obrolan ibu-ibu yang meluangkan waktu untuk datang dan meninggalkan dapur sejenak, dan candaan bapak bapak yang lepas dari tugas sebagai pencari nafkah untuk sehari. Di hari istimewa ini lengkungan dari bibir semua orang terlihat asli. Raut muka bahagia yang terpancar indah. Pemandangan kerupuk yang digantung, hadiah di atas puncak pinang yang terantung ramai.

Karung-karung yang berbaris rapi didalam lapangan pertadingan. Wadah berisi kelereng dan sendok yang akan berkerja sama dengan peserta lomba. Dan teriakan “ayo ayo ayo!!” yang memanaskan suasana. Semua itu masih kuingat jelas suasana dirgahayumu tahun lalu.

Perbedaan sangat kontras dengan dirgahayumu tahun ini. Sekarang aku tak bisa lihat senyuman itu. Kerupuk-kerupuk yang mengantung itu, karung, sendok dan kelereng itu, kerja sama luar biasa saat menuju puncak pinang itu. Dan suara bising semangat semua orang. Semua hal itu tak terlihat di tahun ini.

Dengarkan aku negeriku walaupun dirgahayumu tahun ini berbeda, namun semangat kami tetap sama. Rasa cinta kami padamu tetap sama. Dan bendera kita tetap berkibar di setiap atap rumah kami dengan gagah perkasa. Mungkin Ibu pertiwi sedang sakit sekarang. Tapi percayalah kita bisa lalui semua ini. Kutunggu tahun depan untuk melihat senyuman-senyuman itu. Bahkan aku percaya dirgahayumu esok akan lebih semarak dari pada tahun lalu. Cepatlah sembuh Indonesiaku.

Penulis: Bela Juliana
Ig: @bbela_lia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini