Indonesia Tetap Merdeka, Meski Kondisi Tak Lagi Sama

Baca Juga

MATA INDONESIA, Tahun 2020 menjadi sejarah begitu banyak duka yang dialami manusia. Faktor terbesarnya lahir dari virus kecil tak kasat mata yang mampu memporak-porandakkan dunia, salah satunya Indonesia.

Pada tahun-tahun sebelum ini, tanggal 17 Agustus adalah momen sakral karena merupakan hari Kemederkaan Indonesia. Perayaan kemerdekaan identik dengan upacara bendera juga lomba-lomba yang diusung sebagai salah satu penghormatan kepada para pahlawan yang telah gugur.

Tapi bagaimana dengan tahun ini ? Ketika berjarak adalah solusi untuk mempersatukan. Ketika di rumah adalah pilihan yang tepat untuk memutus rantai penyebaran virus.

Tak ada lagi lomba makan kerupuk dan lomba balap karung yang mengingatkan kita sulitnya pangan juga sandang pada masa penjajahan. Lomba tarik tambang yang secara tidak langsung mengajarkan untuk gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas.

Lomba panjat pinang yang mengajarkan bahwa jika kita ingin meraih sesuatu maka harus berjuang untuk mendapatkannya. Meski dengan jatuh dan terluka,tapi tetap kembali bangkit.

Namun saat ini, generasi muda justru seperti dijajah oleh dunianya sendiri. Penyesuaian saat pandemi memang begitu menyulitkan, bahkan merasakan lelah karena harus berdiam diri di rumah. Mental kalah dengan situasi ini karena terlalu banyak rebahan dan memenangkan kemalasan. Beralih beradaptasi namun malah menyesatkan diri sendiri. Menyesal hari ini, kemudian mengulangi lagi esok hari. Padahal generasi muda memiliki peran penting untuk masa depan bangsa ini.

Sebagai generasi muda yang tidak ingin dijajah, maka sudah seharusnya berada di rumah menjadi kesempatan emas untuk mengembangkan dan mencoba berbagai hal, yang mungkin ketika tidak di rumah tidak bisa dilakukan. Tentunya dengan melakukan hal-hal positif agar tetap produktif sekaligus untuk merayakan kemerdekaan Indonesia. Misalnya dengan mengikuti lomba-lomba yang bertema kemerdekaan, agar semangat nasionalisme tetap tumbuh meski tak berpeluh. Seperti kata peribahasa yang berbunyi “sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui”. Dengan begitu, maka kita telah melakukan peran sebagai generasi muda juga mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki.

Perayaan yang berbeda namun memberikan makna. Situasi dan kondisi bukan alasan untuk berdiam diri. Karena ada kaki yang menunggu untuk segera melangkah, ada tangan yang menunggu untuk segera berbuat sesuatu. Ada diri kita yang dengan utuh Tuhan ciptakan agar memberi manfaat bagi orang banyak.

Maka dari itu, mari sama-sama melangkah lebih jauh dari langkah sebelumnya. Kobarkan semangat nasionalisme lewat karya yang bermanfaat. Sebab jika tidak dimulai hari ini, kapan lagi kita punya kesempatan ?
Merdeka Indonesiaku!!

Penulis: Adela
Ig: @adela9597
Twitter: @hanyaadela
Line: @a_dela12

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini