Ultah ke-27, Intip Nih 8 Potret Transformasi Putri Marino dari Belia hingga Jadi Mama Muda

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Aktris cantik Putri Marino tengah berulang tahun tepat di hari ini, Selasa, 4 Agustus 2020. Istri aktor Chicco Jerikho itu kini genap berusia 27 tahun.

Berbarengan dengan umurnya yang semakin dewasa, karier Putri di industri hiburan Tanah Air pun kian gemilang. Nama dan karyanya semakin dikenal, terutama di jagat layar perak.

Sejumlah prestasi sebagai aktris juga telah diraihnya. Pencapaian yang paling membanggakan dan mendongkrak popularitasnya adalah raihan Piala Citra untuk kategori Aktris Terbaik lewat film Posesif pada tahun 2017 silam.

Sejak itu, akting Putri Marino semakin diakui. Setelah itu, ia pun dipercaya membintangi sederet film. Nama Putri juga semakin melejit usai dirinya resmi menikah dengan aktor ganteng, Chicco Jerikho di tahun 2018.

Pernikahan keduanya sempat jadi sorotan lantaran digelar secara tiba-tiba. Sementara sebelumnya, jalinan cinta Putri dan Chicco tak banyak terendus publik.

Kini, dari hasil pernikahannya dengan Chicco, Putri telah dikaruniai seorang putri cantik bernama Surinala Carolina Jarumilind. Dengan kata lain, Putri Marino telah menjadi seorang mama muda gaes!

Meski sudah jadi mama muda, penampilan aktris satu ini tetap cantik mempesona lho sama seperti ketika masih single. Berikut potret transformasi Putri Marino dari belia hingga menjadi mama muda.

1. Putri Marino udah cantik dari lahir gaes!

2. Wajah bulenya didapatkan dari sang ayah, Francesco Marino yang merupakan pria asal Italia.

3. Ini potretnya ketika beranjak remaja.

4. Ia mulai dikenal luas usai menjadi presenter di program My Trip My Adventure.

5. Gak cuma cantik, perempuan satu ini juga multitalenta.

6. Ini potretnya saat menikah dengan Chicco Jerikho.

7. Kini, Putri sudah punya satu anak. Tapi, body-nya masih kece banget ya gaes!

8. Duh! Mama muda satu ini emang cantik banget ya…

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini