Mohammad Ahsan Belum Mau Gantung Raket

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Spesialis ganda putra bulutangkis Indonesia, Mohammad Ahsan memang sudah tak muda lagi. Tapi, Ahsan masih belum mau gantung raket.

Ahsan berpasangan dengan Hendra Setiawan di 2013. Setelah meraih beberapa gelar, pasangan Ahsan/Hendra berpisah di 2016. Setelah tak dengan Hendra, Ahsan berpasangan dengan Rian Agung Saputro dan sempat juga dengan Angga Pratama. Tapi, hasilnya tidak memuaskan.

Sementara Hendra memilih berpasangan dengan atlet Malaysia, Tan Boon Heong. Sama seperti Ahsan, prestasi Hendra menurun drastis dan tak pernah meraih gelar bersama Tan.

Pada 2018, Ahsan/Hendra kembali dipasangkan. Mereka bisa meraih gelar juara Singapore Open 2018. Pada 2019, Ahsan/Hendra memilih keluar dari Pelatnas PBSI dan memutuskan tampil secara profesional.

Ahsan/Hendra tampil konsisten sepanjang 2019. Bahkan, mereka mampu menjuarai All England dn BWF World Tour Finals. Pasangan dengan julukan The Daddies mampu 10 kali maju ke final dimana dua di antaranya menjadi juara.

Ahsan/Hendra merupakan pasangan senior. Ahsan sudah berusia 32 tahun dan Hendra 35 tahun. Di usia yang terbilang tua, Ahsan masih punya motivasi tinggi untuk meraih kesuksesan dan belum berpikir gantung raket. Sambil bergurau, Ahsan menunggu Hendra dulu, baru gantung raket.

“Koh Hendra bilangnya mau pensiun? Belum? Haha. Selama masih kuat dan bisa bersaing tidak ada masalah. Coba saja. Jadi dalam waktu dekat belum ada (pikiran pensiun),” kata Ahsan, dalam live Instagram bersama akun PBSI, Sabtu 1 Agustus 2020.

Jika nanti waktunya pensiun tiba, Ahsan sudah memiliki beberapa rencana termasuk tetap aktif di dunia bulutangkis sebagai pelatih.

“Mungkin kami sudah puluhan tahun di badminton. Mungkin passion-nya masih di sana. Tapi bukan tak mungkin mencoba hal baru. (Tapi) jiwanya sudah di olahraga ini. Kami tak bisa prediksi ke depan seperti apa. Untuk tawaran jadi pelatih belum, karena masih aktif main,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini