Rekor Terburuk! Ekonomi AS Meredup 32 Persen di Kuartal II 2020

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) melaporkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut untuk periode kuartal II tahun ini pada Kamis, 20 Juli 2020.

Perekonomian negara berjuluk Paman Sam tersebut meredup 32,9 persen dibanding periode serupa pada tahun 2019. Data itu masih lebih rendah dari prediksi pada ekonom yang disurvei Dow Jones yang sebesar 34,7 persen.

Ekonom di Moody’s Analytics, Mark Zandi pun menganalogikan resesi yang dialami AS sebagai sebuah lubang yang dalam dan gelap.

“Kita pasti akan keluar (dari lubang itu), tapi akan butuh waktu lama,” katanya, melansir CNBC, Jumat 31 Juli 2020.

Sebenarnya tanda-tanda resesi bagi ekonomi AS sudah terlihat sejak Februari 2020. Buktinya selama Kurtal I 2020, pertumbuhan ekonomi AS sudah anjlok 5 persen secara kuartalan dan secara triwulanan turun 1,8 persen.

Penurunan tajam tersebut menimpa konsumsi rumah tangga, ekspor, produksi, investasi, serta belanja pemerintah lokal maupun negara bagian menekan produk domestik bruto (PDB) lebih lanjut.

Konsumsi rumah tangga yang selama ini menyumbang sekitar dua pertiga dari seluruh kegiatan ekonomi di AS, merosot 25 persen. Pun indeks harga konsumen, indikator penting inflasi, anjlok 1,5 persen pada kuartal II 2020. Angka ini turun dari 1,4 persen pada kuartal I 2020.

Ini menjadi rekor terburuk AS sepanjang sejarah sejak pertengahan tahun 1921 silam. Lalu pada kuartal I tahun 1958, pertumbuhan ekonomi AS minus 10 persen. Selanjutnya selama krisis keuangan Global tahun 2008 adalah perekonomian AS minus 8,4 persen pada kuartal IV 2008.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini