Instagram Mendadak Hapus Postingan Paspor Ayahnya, Bella Hadid Ngamuk: Saya Bangga Jadi Keturunan Palestina!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Supermodel kenamaan dunia, Bella Hadid mendadak geram karena Instagram tiba-tiba menghapus sebuah unggahan Insta Story-nya.

Dalam Insta Story tersebut, adik Gigi Hadid itu membagikan foto paspor sang ayah, Mohamed Anwar Hadid yang kini menetap di Amerika Serikat. Namun, dalam Insta Story tersebut tertulis jelas tempat kelahiran Mohamed yang berasal dari Palestina.

Postingan foto paspor itu pun mendadak hilang dan Bella mendapat laporan dari Instagram bahwa unggahannya itu masuk kriteria cyber bullying.

Bella pun seketika kesal. Pasalnya, ia merasa unggahan tersebut biasa saja. Dia hanya ingin publik tahu bahwa dirinya bangga terhadap negara asal keluarganya, yakni Palestina.

“Saya bangga jadi keturunan Palestina. Setiap orang seharusnya mengunggah dimana ibu dan ayah mereka dilahirkan. Mengingatkan betapa bangganya kita terhadap asal orang tua kita,” tulis Bella Hadid dalam curhatannya.

“Instagram menghapus Story ku yang berisi Babaku dan tempat kelahirannya Palestina dengan gambar paspor Amerikanya. Di bagian mana saat bangga tempat kelahiran ayah kita bagian dari bullying? Apakah kita tidak diperbolehkan menjadi warga Palestina di Instagram? Hal ini, bagi saya adalah bullying?” lanjutnya, dikutip Kamis, 9 Juli 2020.

“Kalian tidak bisa menghapus sejarah dengann membungkam orang. Itu tidak seharusnya berlaku begitu,” kata Bella.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini