Suku Maya Prediksi Bakal Terjadi Kiamat Saat Gerhana Matahari

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kabar mengenai hari kiamat kembali muncul. Kali ini, dari Suku Maya yang memprediksi kiamat bakal tiba dalam waktu dekat, tepatnya 21 Juni 2020 atau kurang dari sepekan lagi.

Hal tersebut tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian orang. Pasalnya, kondisi dunia sedang mengalami sejumlah permasalahan. Mulai dari pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, ketegangan geopolitik yang melibatkan sejumlah negara dan bencana lainnya.

Tentunya hal itu membuat sebagian orang dengan mudahnya menduga jika akhir dari segalanya akan tiba. Lantas, bagaimana ilmuwan memandang hitung-hitungan ala suku yang tinggal di Semenanjung Yucatan, Amerika Tengah itu?

Hasan Al Hariri, CEO dari Grup Astronomi Dubai menilai dugaan bahwa kiamat akan terjadi pada 21 Juni 2020 sungguh tidak ilmiah dan tidak logis.

Adapun, yang sebenarnya terjadi adalah fenomena langit langka berupa gerhana matahari sebagian. Bulan akan bergerak tepat ke depan matahari dan menutupi 86,31 persen sinarnya ke bumi.

“Dengan kata lain, hanya gerhana matahari parsial dengan cakupan 86,31 persen akan terlihat di Uni Emirat Arab. Ini dimulai pada 08:14:47 waktu setempat ketika bulan bergerak di depan matahari. Gerhana akan berakhir pukul 11:12:04 pagi,” kata Hariri mengutip Gulf News pada Selasa 16 Juni 2020.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa fenomena ini merupakan saat yang tepat untuk memberikan edukasi kepada publik agar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Selain itu, fenomena yang tidak akan terjadi dalam 25 tahun ke depan ini juga bisa dijadikan kesempatan untuk mempelajari dinamika benda-benda langit.

Terakhir Hariri mengimbau masyarakat untuk menggunakan kacamata gerhana matahari berkualitas tinggi untuk melihat fenomena tersebut secara langsung

Dia memperingatkan bahwa matahari akan sangat terang dan memancarkan cahaya intensif. “Ini terlalu berlebihan untuk mata kita. Jadi jika kita melihatnya tanpa perlindungan, penglihatan kita akan rusak,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini