MATA INDONESIA, JAKARTA – Terus bertambahnya jumlah pasien positif corona, membuat artikel yang diunggah Washington Post, Sabtu 14 Maret 2020 mendapat banyak perhatian termasuk Menteri Mahfud MD. Artikel dengan judul “Why outbreak like coronavirus spreads exponentially, and how “to flatten the curve,” itu mengungkap cara terbaik meredakan perkembangan covid-19 adalah dengan metode social distancing.
Menurut para pakar metode yang membuat seseorang harus saling menjaga jarak dari orang lain tersebut akan memberi waktu agar banyak orang untuk pulih seperti sedia kala.
Menurut artikel yang ditulis Harry Stevens tersebut metode social distancing terhadap perkembangan corona bukan sebuah perkiraan, tetapi merupakan hitungan matematik.
Sebab, perkembangan corona itu seperti deret ukur pada ilmu matematika, tanpa ada tindakan apa pun.
Artinya, pertambahan kasus baru pada umumnya akan berkali lipat dari jumlah kasus pertama sehingga akumulasinya akan lebih besar dalam sekejap waktu.
Nah, metode social distancing itu untuk meredam pertumbuhan virus itu sehingga rumah sakit tidak kewalahan menanganinya. Metode ini termasuk menyarankan kita tinggal di rumah.
Begitu bergunanya artikel The Post itu, sampai-sampai netizen bernama Erward Suhadi mengambil fitur-fitur yang diunggah dalam artikel tersebut namun narasinya dibuatkan dalam bahasa Indonesia sehingga kita semua mudah memahami.
“Gw sampai bikin video menyadur artikel @washingtonpost di thread – karena menurut gw PENTING-PENTING banget buat kita mengerti pentingnya diam di rumah. Please,” begitu ditulis melalui @edwardsuhadi.
Bagaimana wabah COVID19 ini bisa berakhir? Jika kita bisa menjaga jarak dan membeli waktu untuk bnyk orang pulih.
Gw sampai bikin video menyadur artikel @washingtonpost di thread – karena menurut gw PENTING-PENTING banget buat kita mengerti pentingnya diam di rumah. Please. pic.twitter.com/csLOytQtpc
— Edward Suhadi (@edwardsuhadi) March 15, 2020
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 15, 2020