Auto Terharu! Ini Pesan Ronaldo di Tengah Merebaknya Virus Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Penyebaran virus corona (SARS COV-2) kini tengah melanda berbagai belahan dunia. Selain masyarakat sipil, sejumlah kompetisi sepak bola pun terpaksa dihentikan akibatwabah corona (COVID-19) ini.

Mega bintang Juventus, Cristiano Ronaldo juga kena dampaknya. Ia yang saat ini berada di kampung halamannya, Madeira, tak bisa berkumpul bersama rekan setim karena akses menuju Italia diblokir.

Keberadaan Ronaldo sendiri di Madeira karena menjenguk sang ibu usai kena penyakit stroker. Beruntung, kepulangannya di Portugal sebelum Italia diisolasi sepenuhnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, Ronaldo pun menuliskan pesan di akun twitter pribadinya. Pemain 34 tahun itu meminta agar warga di dunia tak panik dan mengikuti arahan WHO dan pemerintah setempat.

“Dunia sedang melalui masa yang sangat menyulitkan dan butuh kepedulian serta kewaspadaan tinggi dari kita semua,” tulis Ronaldo.

“Hari ini saya berbicara bukan sebagai pesepakbola, tapi sebagai anak, ayah, manusia biasa yang khawatir dengan perkembangan penyebaran virus di seluruh dunia saat ini”.

“Penting untuk mengikuti semua saran dari WHO dan pemerintah setempat soal cara penanganan situasi saat ini. Perlindungan nyawa manusia adalah prioritas utama”.

Lebih lanjut, Ronaldo juga turut prihatinya dengan kondisi rekan setimnya, Daniele Rugani yang baru saja dinyatakan positif virus corona. Ia berharap agar Rugani segera kembali sehat.

“Saya ingin menyampaikan rasa belasungkawa kepada mereka yang kehilangan kerabatnya, solidaritas untuk mereka yang berjuang melawan virus seperti rekan saya Daniele Rugani,” harap Ronaldo.

“Dan saya akan terus mendukung para ahli kesehatan yang mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan orang lain,” ujarnya.

Selain Rugani, ada Striker Sampdoria Manolo Gabbiandini. Kemudian ada rekan satu timnya, Omar Colley, Albin Ekdal, Antonino La Gumina dan Morten Thorsby yang juga masuk daftar. Bahkan dokter klub Fiorentina Amedeo Baldari juga dinyatakan positif corona. Kemudian ada juga striker Fiorentina Dusan Vlahovic dan Pemain Serie C Regiio Audece, Alessandro Favalli.

Sementara di liga Jerman ada Timo Hubers, pemain belakang Hannover 96. Dari liga Inggris ada pelatih Arsenal Mikel Arteta, pemain Chelsea Callum Hudson-Odoi. Begitupun dengan pemilik klub Yunani, Olympiakos Evangelos Marinakis.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini