Abulcasis Al-Zahrawi, Siapa Sangka Ternyata Dia Pencipta Kosmetik  

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Taukah Anda orang yang paling andil di bidang kosmetik? Mungkin tidak disangka kalau orangnya adalah ilmuan         Muslim Abu al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas atau yang lebih dikenal sebagai Abulcasis Al-Zahrawi.

Tokoh keturunan Arab ini merupakan dokter yang paling jenius pada zamannya. Dirinya merupakan dokter bedah terkemuka yang juga memiliki andil besar dalam dunia kosmetik. Sejumlah produk seperti deodorant, hand lotion, bahkan pewarna rambut yang berkembang sekarang juga hasil dari karya Al-Zahrawi.

Selama separuh abad, Al-Zahrawi mendedikasikan dirinya untuk pengembangan ilmu kedokteran, khususnya bedah. Ia tidak sama seperti tokoh Muslim lainnya yang melakukan perjalanan ribuan bahkan ratusan kilometer untuk belajar dan menyebarkan kebaikan.

Al-Zahrawi lahir pada tahun 936 M disebuah kota di dekat Cordoba, Spanyol. Sosok dan kiprahnya baru terungkap setelah ilmuan Andalusia Abu Muhammad bin Hazm menempatkannya sebagai seorang dokter bedah terkemuka di Spanyol.

Jasanya dalam pengembangan ilmu kedokteran sangat besar hingga saat ini. Harta karun kedokteran yang ia tinggalkan berupa kitab ensiklopedia ‘Al-Tasrif li man ajaz an-il-talil’. kitab tersebut menjadi rujukan serta buku resmi untuk sekolah kedokteran, para dokter, bahkan ahli bedah di seluruh dunia selama lima abad.

Al-Zahrawi juga merupakan seorang dokter istana pada era kekhalifahan Al-Hakam II di Andalusia. Berkatnya, Cordoba pada masa itu menjadi kiblat kedokteran bagi dunia. Pada zaman kejayaannya, 50 rumah sakit dibangun untuk menampung pasien dengan pelayanan terbaik. Ia bahkan juga menjadi dokter favorit untuk menjalankan operasi bedah.

Dunia harus berterimakasih padanya. Abulcasis juga penemu puluhan alat bedah modern yang masih dipakai hingga saat ini. Dalam kitabnya Al-Tasrif, Al-Zahrawi memperkenalkan lebih dari 200 alat bedah yang ia miliki, 26 di antaranya dipatenkan sebagai peralatan karya dirinya.

Dalam kitabnya, selain tulisan ia tak lupa memperlihatkan ilustrasi peralatannya, seperti catgut yang berfungsi untuk menjahit bagian dalam, forceps untuk mengangkat janin yang meninggal, ligature sebagai benang pengikat luka, jarum serta sederet alat bedah lainnya. Peralataan ciptaannya ini masih digunakan dunia kedokteran hingga sekarang.

Al-Zahrawi tutup usia pada tahun 1013 M. Meskipun Spanyol bukan lagi menjadi negeri Muslim, tapi dirinya masih terkenang sebagai seorang ilmuan berpengaruh asal Spanyol. Namanya diabadikan menjadi nama jalan ‘Calle Albucasis’. Rumahnya pun kini dijadikan sebagai Badan Kepariwisataan Spanyol dan selalu dijaga pemerintah setempat. (Maropindra Bagas/R)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini