MATA INDONESIA, JAKARTA – Pasca pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad, Yang di-Pertuan Agong Raja Malaysia langsung memanggil Anwar Ibrahim ke Istana Negara.
Nama Anwar Ibrahim digandang-gadang berpeluang mengisi kekosongan kursi Perdana Menteri. Pertama, karena Mahathir pernah menjanjikan akan menyerahkan kursi PM kepada dirinya dan kedua, nama Anwar Ibrahim sudah tidak asing di lingkungan perpolitikan Malaysia.
Siapa sebenarnya Anwar Ibrahim yang menjadi calon kuat menggantikan Mahathir?
Sosok Anwar Ibrahim, pria 72 tahun memiliki karir politik yang panjang dengan segala kontroversinya. Saat menjadi mahasiswa, Ia pernah ditahan selama 20 tahun akibat lantang meneriakkan isu kemiskinan saat krisis ekonomi di Malaysia tahun 1970-an.
Selama kuliah di Sastra dari Universiti Malaya, Anwar merupakan aktivis pemimpin gerakan pelajar yang memperjuangkan keadilan sosial dalam masyarakat Malaysia.
Lulus kuliah pada 1971, Anwar Ibrahim membentuk Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) dan menjadi presiden dalam organisasi itu sampai tahun 1982. Tidak hanya aktif untuk Malaysia, ia bersama ABIM menantang invasi Rusia terhadap Afganistan hingga melakukan demonstrasi dengan membawa 40.000 massa.
Pada 1982 Anwar memutuskan bergabung dengan Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) yang kala itu dipimpin Mahathir Mohamad. Setahun bergabung, Anwar langsung ditunjuk menjadi Menteri Kebudayaan Pemuda dan Olahraga di kabinet Mahathir.
Anwar juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian, Menteri Pendidikan Malaysia, hingga ditunjuk menjadi Wakil Perdana Menteri pada 1993.
Jabatan sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia tidak berjalan mulus. Anwar tersandung kasus hingga berakhir membuatnya mendekam di penjara. Pada 2 September 1998 ia dipecat secara tidak hormat karena disebut melakukan tindakan asusila.
Pada tahun 1999, ia divonis hukuman enam tahun penjara untuk kasus korupsi dan ditambah sembilan tahun atas kasus sodomi. Tapi pada 2004 ia bebas karena Mahkamah Federal Malaysia membatalkan kasus sodomi yang ditujukan padanya.
Tapi pada 2008 ia kembali ditanggkap dengan kasus sodomi terhadap asisten pribadinya, Saiful Bukhari Azlan.
Pada 2018, Anwar bergabung dengan Mahathir untuk mendapatkan kursi Perdana Menteri dengan melawan petahana, Najib Razak. Setelah kemenangan, Mahathir mendeklarasikan bahwa dirinya tidak akan menjabat lama, hanya 2 tahun. Mahathir mendeklarasikan posisi Perdana Menteri Malaysia nanti akan diberikan kepada Anwar Ibrahim. (Maropindra Bagas)