Hotel di Bali Ini Tawarkan Paket Liburan Keluarga yang Seru Abis

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Mulai awal tahun 2019 ini, keluarga yang berlibur di Club Med Bali akan bisa berpartisipasi dalam beragam aktivitas menarik yang menawarkan kenangan tak terlupakan dan pikiran yang segar saat kembali dari liburan.

Aktivitas yang dikemas dalam program ‘Amazing Family’ ini merupakan bagian dari paket all-inclusive yang ditawarkan raksasa liburan asal Prancis kepada para tamu Club Med Bali. Para tamu bisa menikmati ‘5 Waktu Istimewa’ yang didesain secara khusus bagi pengunjung keluarga agar dapat memberikan kegiatan-kegiatan yang seimbang satu sama yang lain, sehingga pada akhirnya hubungan antar anggota keluarga dapat erat kembali.

Program 5 Waktu Istimewa yang dimaksud, yakni ‘Time To Move’, di mana mereka akan bermain olahraga seperti Soccer Bumper dan Olympic Games yang terdiri atas bermacam kegiatan yang klasik sekaligus inovatif. ‘Time To Play’ mengajak keluarga untuk memutuskan diri dari perangkat digital dan bersenang-senang sebagai keluarga dengan berbagai kegiatan yang mengaktifkan indera mereka dengan permainan Giant Jenga dan Connect 5. Mereka juga akan belajar menyelaraskan diri dengan alam dan lebih sadar akan kelestarian lingkungan melalui kelas memasak lokal dan membuat kerajinan layang-layang dari bahan yang dapat didaur ulang di ‘Time To Care’.

Atau menyibukkan diri untuk mengeksplorasi harta terpendam warisan alam dan budaya Bali di ‘Time To Quest’. Di sini mereka akan berkumpul dengan keluarga lain di Club Med Bali untuk berbagi momen yang luar biasa dan berinteraksi satu sama lain dalam sebuah petualangan perburuan harta digital. Tentu saja, tidak ada liburan keluarga yang lengkap tanpa sebuah perayaan.

Di ‘Time To Celebrate’, pengunjung dapat bersenang-senang dalam Warna Keluarga pilihan mereka dan menikmati Pesta Busa, bersama dengan tamu resor lainnya.

Club Med Bali telah menunjuk dua Amazing G.O berdedikasi yang akan membantu dalam hal kerajinan dan memfasilitasi momen keluarga yang berharga serta untuk memperkuat ikatan keluarga.

“Saya dan tim saya senang menjadi bagian dari program ‘Amazing Family’. Kami telah melihat banyak keluarga menikmati waktu mereka di Club Med Bali dan saya percaya dengan kegiatan baru ini, lebih banyak keluarga akan mendapat manfaat dari ikatan yang lebih kuat dengan keluarga mereka. Kami menantikan untuk mengumpulkan pengalaman-pengalaman ini untuk keluarga dari semua lapisan masyarakat,” kata Rovin Chendriah, Amazing G.O di Club Med Bali.

Program ‘Amazing Family’ sangat cocok dengan daya tarik Club Med terhadap demografis pertumbuhan milenial berorientasi keluarga. Berdasarkan survei milenial yang dilakukan oleh Club Med pada pertengahan 2017 di antara 4.500 pelancong milenial di Australia, Singapura, Jepang, dan Korea, perjalanan berorientasi keluarga semakin penting bagi Millenial, bahkan melampaui perjalanan solo, di mana milenial mengindikasikan bahwa mereka lebih banyak bepergian dengan keluarga mereka diikuti oleh pasangan dan kemudian teman.

Ini termasuk 32% responden yang menikah tanpa anak, memperlihatkan pada pandangan yang lebih luas di kalangan milenial dari unit keluarga multi-generasi (orang tua, anak-anak dan kakek-nenek) daripada unit keluarga tradisional yang terdiri dari seorang ibu, ayah dan anak-anak. Survei juga menemukan bahwa 44% dari mereka sering bepergian karena keluarga mereka sebagai pendorong utama. Hasilnya memperlihatkan pada atribut-atribut dan perspektif yang berbeda yang unik bagi kaum milenial. Ini adalah kunci Club Med memberikan kondisi ideal bagi keluarga untuk menjalin dan memperdalam hubungan mereka.

“Saya menaruh kepercayaan besar terhadap pentingnya silaturahmi dan pembentukan ikatan yang tak lekang oleh waktu dalam keluarga. Program baru di Club Med Bali ini memberikan arti baru bagi pengalaman liburan keluarga dengan tak sekadar menambah kesenangan, tetapi juga membantu menciptakan kenangan yang akan membekas selama bertahun-tahun. Saya sangat bersemangat untuk menyambut kesuksesan program ini dan tak sabar menunggu kedatangan keluarga dari belahan dunia untuk berbagi pengalaman unik ini bersama,” ujar Xavier Desaulles, CEO of Club Med East and South Asia Pacific.

Berita Terbaru

Dari Posko ke Huntara, Korban Banjir Sumatera Mulai Bangun Kembali Keluarga

Oleh: Nuruddin Alwi Salman (* Bencana banjir bandang atau galodo yang melanda Kota Padang dan sejumlah wilayah di Sumatra Barat bukan hanya meninggalkan kerusakan fisik, tetapi juga guncangan sosial yang mendalam bagi keluarga terdampak. Rumah yang hanyut, mata pencaharian yang terputus, hingga rutinitas keluarga yang tercerai-berai menjadi realitas pahit yang harus dihadapi para pengungsi. Namun di tengah situasi tersebut, langkah-langkah cepat pemerintah dalam fasetanggap darurat hingga transisi menuju pemulihan menunjukkan arah kebijakan yang patutdiapresiasi. Perpindahan warga dari posko darurat menuju hunian sementara (huntara) menjadi simbol penting bahwa proses membangun kembali kehidupan keluarga telahdimulai. Perlu ditegaskan bahwa penanganan bencana tidak semata soal teknis infrastruktur, melainkan juga tentang keberpihakan negara pada pemulihan martabat dan ketahanan sosialwarga. Dalam konteks inilah, rencana pembangunan 100 unit huntara yang disampaikanPresiden Prabowo Subianto dalam kunjungan keduanya ke Sumatra Barat memiliki maknastrategis. Huntara bukan sekadar bangunan sementara, melainkan ruang transisi agar keluargadapat kembali menjalani kehidupan yang lebih stabil sebelum memasuki fase rehabilitasi danrekonstruksi hunian permanen. Presiden Prabowo menegaskan bahwa dalam waktu satu bulan para pengungsi tidak perlulagi tinggal di tenda. Pernyataan ini mencerminkan orientasi kebijakan yang menempatkanaspek kemanusiaan sebagai prioritas. Pengalaman tinggal di tenda dalam jangka panjangterbukti berdampak pada kesehatan, psikologis, dan kohesi keluarga, terutama bagi anak-anakdan lansia. Karena itu, percepatan pembangunan huntara merupakan intervensi sosial yang penting untuk mencegah kerentanan baru pascabencana. Lebih jauh, komitmen Presiden untuk segera melanjutkan pembangunan hunian tetap dengankualitas yang baik menunjukkan kesinambungan kebijakan dari fase darurat menujupemulihan jangka menengah dan panjang. Dalam literatur kebijakan publik, keberhasilanpenanganan bencana sangat ditentukan oleh konsistensi negara dalam memastikan transisiantarfase berjalan mulus, tanpa jeda yang membuat warga kembali terjebak dalamketidakpastian. Kunjungan Presiden yang disertai pengecekan langsung kondisi 271 jiwa dari85 kepala keluarga pengungsi juga memperkuat pesan bahwa negara hadir tidak hanyamelalui pernyataan, tetapi melalui tindakan nyata di lapangan. Dari perspektif politik kebencanaan, kehadiran langsung kepala negara di wilayah terdampakmemiliki efek simbolik dan praktis sekaligus. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menilai kunjungan Presiden Prabowo untuk kedua kalinya pascabanjir sebagai buktikeseriusan pemerintah pusat dalam mempercepat pemulihan Sumatra Barat. Penilaian inirelevan, karena kehadiran Presiden di lapangan memberi sinyal kuat kepada seluruhkementerian dan lembaga bahwa penanganan bencana adalah agenda prioritas yang harusdikawal bersama. Dalam praktik pemerintahan, sinyal politik semacam ini sering kali menjadi faktor penentu percepatan koordinasi lintas sektor. Andre juga menekankan bahwa perhatian Presiden tidak bersifat seremonial, melainkandiwujudkan melalui pengecekan progres pembangunan dan pemenuhan kebutuhan warga. Hal ini penting dicatat, karena salah satu kritik publik terhadap penanganan bencana di masa lalu adalah lemahnya pengawasan implementasi kebijakan. Dengan turun langsung kelapangan, Presiden sekaligus menjalankan fungsi kontrol untuk memastikan bahwa kebijakanyang dirancang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat terdampak. Penanganan bencana juga tidak bisa dilepaskan dari perspektif hak asasi manusia. DirekturKerja Sama HAM Ditjen HAM, Harniati, menegaskan bahwa penyaluran bantuan logistikkepada warga terdampak bukan sekadar sumbangan materi, melainkan wujud kehadirannegara dalam memastikan hak-hak dasar warga tetap terlindungi dalam situasi darurat. Pandangan ini sejalan dengan prinsip bahwa hak atas tempat tinggal layak, kesehatan, danrasa aman tidak boleh hilang hanya karena warga menjadi korban bencana alam. Dengandemikian, kebijakan huntara dan layanan dasar lainnya harus dipahami sebagai pemenuhankewajiban konstitusional negara. Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi faktor kunci keberhasilan pemulihan. Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, menyambut baik atensi Ditjen HAM danmenekankan pentingnya kolaborasi lintas level pemerintahan. Dalam konteks otonomidaerah, percepatan pemulihan pascabencana sangat bergantung pada keselarasan kebijakanpusat dan kapasitas implementasi di daerah. Langkah Pemerintah Kota Padang yang mengakselerasi penyediaan hunian layak bagi warga yang rumahnya rusak berat atau hanyutmenunjukkan adanya keseriusan di tingkat lokal untuk menerjemahkan kebijakan nasional kedalam tindakan konkret. Dari sudut pandang sosial, perpindahan warga dari posko ke huntara memiliki dampaksignifikan terhadap pemulihan struktur keluarga. Huntara memungkinkan keluarga kembalihidup dalam satu atap, membangun rutinitas, dan memulihkan rasa normalitas yang sempathilang. Proses ini penting untuk memperkuat resiliensi sosial masyarakat pascabencana, sekaligus menjadi fondasi bagi pemulihan ekonomi dan pendidikan anak-anak yang sempatterganggu. Pemulihan pascabencana di...
- Advertisement -

Baca berita yang ini