Kasus Penusukan Wiranto, MUI: Mencoreng Kehormatan Masyarakat Banten

Baca Juga

MINEWS, BANTEN – Banyak pihak yang menyesalkan terjadinya penusukan Menko Polhukam Wiranto yang dilakukan dua orang terduga teroris jaringan JAD dan ISIS di Pandeglang pada Kamis 10 Oktober 2019 siang tadi.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten pun ikut bersuara terkait peristiwa tersebut. MUI mengutuk tindakan pelaku, dan menyebut peristiwa itu benar-benar mencoreng kehormatan masyarakat Banten.

“Kami menyampaikan pernyataan bahwa sangat menyesalkan kejadian tersebut dan mengutuk pelaku tindakan penganiayaan karena sudah melawan nilai-nilai luhur yang diajarkan semua agama dan telah mencoreng kehormatan masyarakat Banten,” ujar Ketua MUI Banten AM Romly dalam keterangan resminya.

MUI Banten berharap, pemerintah segera mengusut tuntas kejadian tersebut. Romly juga meminta pelakunya ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.

Selain itu, untuk menenangkan suasana, MUI Banten mengimbau masyarakat tetap tenang dan menyerahkan semua urusan tersebut kepada pihak berwenang.

“Jika terkait dengan jaringan teroris agar dibongkar dan ditindak dengan tegas tanpa keraguan,” kata Romly.

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini