Viral! Tiga Siswi Ini Turunkan Foto Presiden Jokowi Diiringi Lagu ‘Indonesia Raya’

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan video tiga orang siswa yang sedang menurunkan foto Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di dalam kelas.

Dalam rekaman yang bererdar, aksi tersebut dilakukan di dalam kelas. Bingkai foto Jokowi tampak diikat dengan tali kemudian mereka menurukan foto itu seolah-olah sedang menurunkan bendera.

Di awal video salah seorang siswi menyerukan komando untuk melakukan hormat kepada foto Jokowi yang hendak diturunkan itu.

“Kepada Presiden Jokowi hormat gerak” kata sisiwi itu.

Selain itu, video viral itu juga disisipi oleh lagu wajib ‘Indonesia Raya’. Setelah foto berhasil diturunkan, salah seorang siswi berseragam pramuka yang ada di sebelah kanan berteriak “Yeay!” sembari mengakat kedua tangannya.

Hingga berita ini ditulis belum diketahui kapan dan dimana video tersebut direkam. Namun, video ini mengundang perhatian warganet. Tangan-tangan gatal warganet pun memenuhi kolom komentar setiap akun yang menggunggah video tersebut.

“Maap mksdnya apa ya?,” tulis @rahmd**nti_.

“Before nya kek gini, afternya nangis” gue tunggu,” komentar @raniiiii_**weee

“Kasihan anak anak ini korban Hoax…kalok indonesia udah rusuh baru buat caption ya Allah damai kan indonesia ku….padahal korban hoax yg buat rusuh…..astaghfirullahalazim,” kata @jeni_**at.

“ini di kasih pengaetahuan sama guru nya enggak yak????,” tulis @rama**1188.

“Entar keciduk nangis² ahahah gaya lama itu,” kata @_hu**iniali.

 

 

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini