Kilas Balik, Hari Ini 7 Tahun Lalu Jokowi dan Ahok Menangkan Pilgub DKI

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA - Pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mungkin tak setenar nama Fauzi Bowo sebagai petahana dalam Pilgub DKI Jakarta 2012. Namun, justru pasangan hasil perkawinan PDIP dan Gerindra itu keluar sebagai pemenang dalam dua ronde pemilihan yang sengit.

Tepat hari ini, 29 September, tujuh tahun yang lalu, Jokowi dan Ahok akhirnya ditetapkan sebagai pemenang Pilgub DKI Jakarta, menumbangkan nama-nama besar selain Fauzi Bowo, seperti Hidayat Nur Wahid, Alex Noerdin, dan Faisal Batubara.

Pilgub berlangsung dalam dua kali putaran. Yakni yang pertama pada 11 Juli 2012, dengan enam pasangan calon, yakni Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini, Faisal Batubara-Biem Triani Benjamin, dan Alex Noerdin-Nono Sampono.

Hasil quickcount putaran pertama sangat mengejutkan. Pasangan Jokowi-Ahok menang di lima kota dan 31 kecamatan sekaligus dengan perolehan suara lebih dari 42 persen. Menumbangkan petahana Fauzi-Nachrowi yang berada pada urutan kedua. Hasil Pilgub DKI putaran pertama diumumkan KPU pada 20 Juli 2012.

Selanjutnya, pada putaran kedua, tersisalah pasangan Jokowi-Ahok berhadapan dengan pasangan Fauzi-Nachrawi, atau lebih akrab disebut pasangan Foke-Nara. Pilgub DKI putaran kedua berlangsung pada 20 September 2012.

Kemudian, hasil putaran kedua diumumkan oleh KPU pada Sabtu 29 September 2012, setelah proses rekapitulasi dipastikan selesai. Pasangan Jokowi-Ahok kemudian keluar sebagai pemenang Pilgub DKI dengan perolehan suara 53,82 persen atau 2.472.130 suara, sedangkan Foke-Nara meraup 46,18 persen atau 2.120.815 suara.

Akhirnya, Jokowi dan Ahok dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Periode 2012-2017 pada 15 Oktober 2012. Kemudian pada 2014, Jokowi mengundurkan diri dari kursi gubernur DKI untuk maju pilpres. Ia digantikan wakilnya, Ahok.

 

 

 

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini