IHSG Masih akan Melemah di Awal Pekan Ini

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) alias tolok ukur pergerakan saham di BEI diramalkan akan tetap melemah di awal pekan ini, Senin 16 September 2019.

Kepala riset Realiance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan bahwa IHSG akan bergerak melemah dengan support (level bawah IHSG) dan resistance (level atas IHSG) pada kisaran 6.292-6.350.

Sebagai perbandingan IHSG pada Jumat lalu ditutup melemah 0.12 persen ke level 6.334,84.

Lanjar pun mengatakan bahwa pelemahan IHSG akan dibayangi oleh berbagai sentimen seperti rilis data ritel, harga minyak mentah WTI, dan proses Brexit yang masih berlarut-larut.

“Investor akan melihat data penjualan ritel Agustus untuk tanda-tanda ekspansi lanjutan setelah belanja konsumen mengalahkan ekspektasi pada bulan Juli,” kata dia dalam risetnya, Sabtu kemarin.

Di sisi lain, harga minyak mentah WTI sedikit berubah menjadi sekitar 55 dolar AS per barel, setelah pada peringatan untuk OPEC dari International Energy Agency pasar global menghadapi suplus besar minyak mentah pada tahun 2020.

Selain itu, pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi oleh nilai tukar poundsterling yang menguat, ketika masalah Perdana Menteri Boris Johnson semakin dalam dan pembicara dari House of Commons memperingatkannya agar tidak memaksa Inggris keluar dari Uni Eropa.

Sementara dari sisi teknikal, Lanjar mengatakan, pergerakan IHSG mengkonfirmasi pola dark cloud cover dengan terkoreksi menguji MA50 kembali yang berada dikisaran 6.300.
“Indikator Stochastic memiliki pola dead-cross dan RSI bearish reversal momentum, sehingga potensi pergerakan selanjutnya cukup psimis,” ujar dia.

Ia juga menyertakan rekomendasi sejumlah saham yang masih cenderung menarik secara teknikal untuk bisa diakumulasi investor pada perdagangan Senin di antaranya, LSIP, AALI, SMGR, INTP, INDF, UNVR, WIKA, ERAA, RALS.

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini