Jakarta – Indonesia dan Vietnam semakin mempererat kerja sama di berbagai bidang, terutama ekonomi hijau, guna memperkuat ketahanan pangan global. Hal ini menjadi salah satu fokus utama dalam pertemuan tingkat tinggi antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam (PKV) Tô Lâm di Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, kedua negara menegaskan pentingnya kolaborasi di sektor pertanian berkelanjutan dan industri pangan guna menjawab tantangan global, termasuk perubahan iklim dan krisis pangan. Presiden Prabowo menekankan bahwa kemitraan strategis ini tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas dan kesejahteraan regional.
“Indonesia dan Vietnam sepakat meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk ekonomi hijau dan ketahanan pangan. Dengan potensi besar dalam sektor pertanian dan teknologi pangan berkelanjutan, kita dapat berkontribusi lebih besar bagi ketahanan pangan dunia,” ujar Prabowo.
Sejalan dengan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti pentingnya kolaborasi investasi dan teknologi dalam mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Ia mengungkapkan bahwa perdagangan bilateral Indonesia-Vietnam telah mencapai USD 15 miliar pada 2024, dengan tren peningkatan yang terus membaik.
“Kerja sama ekonomi hijau dapat diwujudkan melalui optimalisasi perjanjian perdagangan ASEAN (ATIGA), percepatan digitalisasi transaksi lintas batas, serta penguatan kolaborasi dalam teknologi pertanian dan manufaktur berkelanjutan,” kata Airlangga.
Ia mencontohkan pembangunan pabrik kendaraan listrik VinFast di Subang, Jawa Barat, sebagai wujud nyata sinergi kedua negara di industri transportasi hijau.
Selain itu, sektor perikanan dan pertanian juga menjadi perhatian utama dalam kerja sama ini. Dengan komoditas unggulan serupa, seperti kopi, beras, dan produk kelautan, kedua negara berkomitmen membangun rantai pasokan yang lebih efisien guna meningkatkan daya saing di pasar global.
Lebih lanjut, kerja sama ekonomi digital menjadi salah satu pilar penting hubungan bilateral. Indonesia dan Vietnam telah menandatangani Letter of Intent untuk meningkatkan kapasitas teknik dan ekonomi digital, terutama di bidang semikonduktor, teknologi informasi dan komunikasi (ICT), serta industri kendaraan listrik.
“Indonesia dan Vietnam memiliki potensi besar menjadi pusat ekonomi digital di ASEAN. Dengan populasi muda yang melek teknologi, kerja sama ini akan menciptakan peluang baru bagi inovasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif,” tambah Airlangga.
Kemitraan strategis ini menunjukkan keseriusan Indonesia dan Vietnam dalam membangun kerja sama saling menguntungkan, baik secara bilateral maupun internasional. Dengan memperkuat ekonomi hijau dan ketahanan pangan, kedua negara berpeluang menjadi pemain utama dalam mewujudkan stabilitas pangan dunia yang berkelanjutan.