KSPI NTT Klaim Masih Banyak Buruh yang Terima Upah Tak Sesuai UMP

Baca Juga

Minews.id, Kupang – Pemerintah Provinsi NTT sebelumnya telah menaikkan upah minimum provinsi (UMP) menjadi Rp. 2.328.969,69 atau naik 6,5% atau sebesar Rp 142.143,69 dibandingkan UMP NTT Tahun 2024 yaitu Rp. 2.186.826. meskipun demikian, masih banyak kelompok buruh di NTT yang digaji tak sesuai UMP.

Yoppy Sartian Banoet selaku Sekretaris KSPI NTT menyampaikan bahwa mekanisme pengupahan bagi kaum buruh NTT menjadi salah satu persoalan krusial saat ini. Sebab banyak buruh NTT yang digaji murah dan tidak sesuai standar UMP yang sudah ditentukan.

“Ada beberapa pendampingan yang kami lakukan terkait buruh dan sementara berjalan. KSPI NTT akan selalu mendampingi buruh di NTT untuk mendapatkan hak-hak mereka. Dan saat ini, pemahaman buruh di NTT akan Pentingnya berserikat dalam buruh masih sangat rendah,” ujarnya kepada minews.id, 5 Maret 2025.

Ia juga menyoroti terkait PHK massal yang menimpa para buruh PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Bahwa pemecatan tersebut sangat – sangat merugikan kaum buruh.

“Dan harus diketahui bahwa ketika Buruh di-PHK ada mekanisme dan aturannya, sehingga tidak serta merta pihak pemberi kerja melakukan PHK bagi buruh tanpa ada penjelasan yang jelas dan berdasarkan mekanisme dan aturan yang berlaku,” katanya.

Sementara terkait efisiensi anggaran, dirinya menilai hal tersebut seharusnya dijadikan alasan untuk melakukan PHK secara massal bagi kalangan buruh.

“Efiesiensi anggaran sebenarnya tidak ada dampak untuk dilakukannya PHK terhadap buruh karena bicara efisiensi anggaran sebenarnya kegiatan-kegiatan yang tidak ada asas manfaat bisa dialihkan ke kegiatan-kegiatan yang bermanfaat,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini