Mata Indonesia, Yogyakarta – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah meningkatkan pemantauan harga beras di semua tahap distribusi, dari produksi hingga penjualan.
Langkah ini diambil untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang bertanggung jawab atas kenaikan harga beras yang masih terus berlangsung di Kota Pelajar.
“Kami secara rutin memantau pasar tradisional dan ritel modern setiap minggunya untuk memantau fluktuasi harga,” ujar Sinta Hapsari, Kepala Bidang Kajian dan Advokasi KPPU DIY, Jumat, 8 Maret 2024.
KPPU DIY bertujuan untuk memastikan kepatuhan terhadap UU No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang dapat berkontribusi pada lonjakan harga beras.
“Hingga saat ini, kami belum menemukan adanya pelanggaran terhadap regulasi tersebut. Kami juga telah berkoordinasi dengan asosiasi penggilingan padi,” ujar dia.
Selain mengawasi perilaku pedagang, KPPU DIY juga mempertimbangkan berbagai faktor lainnya seperti ketersediaan pasokan beras, perubahan penggunaan lahan pertanian, harga pupuk, dan dampak perubahan iklim.
“Permintaan beras terus meningkat, sementara produksi nasional tidak mencukupi, ditambah lagi dengan kekuatan budaya makan nasi,” jelas Sinta.
Kenaikan harga gabah kering giling (GKG) hingga mencapai Rp9.000 per kg juga turut mendorong kenaikan harga beras, yang pada gilirannya melebihi harga eceran tertinggi (HET).
Menurut penelitian KPPU DIY, lonjakan harga bahan pokok ini sudah terjadi sejak tahun 2021 dan terus meningkat.
Sinta berharap bahwa panen raya padi di DIY pada April-Mei 2024 dapat mengurangi biaya produksi beras dan membantu menstabilkan harga di pasaran.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY memprediksi bahwa panen raya padi pada April-Mei 2024 akan menghasilkan 303.542 ton GKG, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan menekan harga.
Kepala Bidang Tanaman Pangan DPKP DIY, Andi Nawa Candra menjelaskan bahwa musim tanam padi di DIY mengalami penundaan karena fenomena El Nino. Hal ini yang juga menjadi faktor harga beras masih meroket.