Dispar Sleman Ajak Pengelola Desa Wisata untuk Kuatkan Sinergitas

Baca Juga

Mata Indonesia, Sleman – Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman mengajak para pengelola desa wisata Kabupaten Sleman untuk menguatkan sinergitas dengan pihak-pihak terkait. Melalui sinergitas yang baik maka pengelolaan desa wisata akan dapat berjalan secara optimal baik dari aspek pengelolaan, pengemasan paket wisata maupun pemasaran.

Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Zayid, SH saat kunjungan pengelola desa wisata Pancoh di Desa Wisata Nglanggeran Gunungkidul, Jumat 8 Maret 2024.

Dalam kesempatan tersebut Ishadi menambahkan bahwa desa wisata di Kabupaten Sleman pada saat ini berjumlah 80 desa wisata dengan perincian 12 desa wisata kategori mandiri, 17 desa wisata kategori maju, 18 desa wisata kategori berkembang, dan 33 desa wisata kategori rintisan.

Pengembangan desa wisata di Kabupaten Sleman cukup prospektif dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata yang mendasarkan pada aspek pemberdayaan masyarakat. Konsep desa wisata yang dikelola berdasarkan inisiasi dan keterlibatan masyarakat secara penuh memberikan manfaat ekonomi yang besar terhadap masyarakat lokal. Kemanfaatan tersebut berupa tumbuhnya pengelolaan homestay, kuliner, souvenir dan industri kreatif lainnya yang ditawarkan dalam bentuk paket-paket wisata.

Pengelolaan desa wisata pada saat ini memang belum bisa dijadikan sebagai profesi utama bagi warga masyarakat, mengingat fluktuasi kunjungan ke desa wisata juga masih tinggi. Tren kunjungan ke desa-desa wisata masih didominasi pada saat libur sekolah dan libur umum.

Oleh karena itu menjadi tantangan para pengelola desa wisata untuk menguatkan paket-paket wisata yang dimiliki dengan mengkolaborasikan potensi-potensi yang ada disekitar wilayah desa wisata dalam klaster-klaster yang masih dapat dijangkau. Oleh karenanya pengelola desa wisata harus mampu menjaga sinergitas dengan masyarakat setempat, antar pengelola desa wisata, dengan pokdarwis setempat bahkan dengan kalangan pendidikan dan para pelaku pariwisata. Demikian sehingga diharapkan kunjungan ke desa wisata dapat merata disepanjang tahun.

Ishadi menambahkan bahwa dalam mengelola desa wisata hendaknya tidak hanya mengedepankan pada aspek ekonomi semata, tetapi perlu memperhatikan pada aspek-aspek keberlanjutan dalam hal pemanfaatan potensi seni budaya, potensi alam dan lingkungan serta potensi ekonomi kreatif yang dikembangkan. Ditambahkan pula bahwa kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman pada tahun 2023 berjumlah 8.005.943 wisatawan, dan 8,5% diantaranya yaitu 687.760 wisatawan berkunjung ke desa wisata, yang terdiri atas 686.363 wisatawan nusantara dan 1.397 wisatawan manca negara.

Hadir sebagai narasumber dalam kesempatan studi orientasi pengelola desa wisata Pancoh di Desa Wisata Nglanggeran adalah Mursidi dengan materi Pengelolaan Kelembagaan Desa Wisata dan Aris Budiyono dengan materi Pengelolaan Homestay.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini