Mata Indonesia, Jakarta – Pilih bugar atau pilih sehat? Ya pilih dua-duanya dong! Lho kok pilih dua-duanya, emang bisa? Dialog selorohan ini, meluncur begitu saja antara Dokter Diang Agung Angraeni, dengan sejumlah orang di Hutan Kota Malabar, Malang, Jawa Timur.
Sore itu, di tengah kesejukan dan keasrian kota Malang, beberapa orang meriungi dokter Dian, yang juga aktifis komunitas sehat di Malang. Di situ, Dian menjelaskan bahwa sehat dan bugar itu harus menjadi tekad yang serius.
“Sebab banyak orang cuma tahu sehat, tapi tidak tahu bugar,”kata Dian. “Banyak juga orang yang sehat, tetapi ia tidak bugar. Atau sebaliknya, orang kelihatan bugar tapi tak sehat?” tambahnya.
Hari itu, melihat antusias peserta jogging petang yang berbincang bersamanya, Dian menjelaskan soal sehat dan bugar secara proporsional. Secara definitive, ungkapnya, seseorang dikategorikan sehat jika fisik, mental dan socialnya terbebas dari penyakit atau kelemahan.
Sementara bugar, dalam pandangannya, merupakan sebuah kondisi di mana kita merasa tidak mudah lelah walaupun melakukan berbagai aktivitas.
Dengan pemahaman demikian, maka bugar dan sehat itu, tepatnya harus dipahami sebagai dua sisi mata uang. Sisinya berbeda namun tak bisa dipisahkan. “Jadilah orang bugar yang sehat dan orang sehat yang bugar,”paparnya.
Lebih jauh Dian mewanti-wanti, bahwa kini sudah tidak jamannya lagi berpikir kalau sehat dan bugar cuma sebagai karunia saja. “Keseharan dan kebugaran itu sesuatu yang harus diraih. Dicari. Bahkan terkadang harus dengan kerja keras,”ungkap Dian.
Di tempat terpisah Heri Mulyono produsen jejamuan Herbal Nuruti, di Malang, menjelaskan bahwa, sehat dan bugar, seharusnya sudah menjadi paket kebutuhan masyarakat. Masyarakat yang sehat, tapi tidak bugar, itu contoh masyarakat kurang nutrisi. Gampang sakit!
“Kalau sehatnya pas-pasan,” papar Heri, “Meski orang itu sehat, penampilannya bakal cenderung loyo, tidak energik, gampang capek. Kurang gairah!”
Resep terpenting dari sehat, kata Heri dan Dian, ada pada pola hidup yang teratur dan baik. Mulai dari pola istrirahatnya, sampai pola makannya. Sementara kebugaran, ada pada pola olahraga dan pola pikirnya.
Positif thinking dan olahraga itu kontribusinya buat kebugaran cukuplah tinggi. Keduanya sepaham dan mengatakan, kalau olahraga yang baik, jangan hanya dilakukan di hari libur saja. Tapi asyik buat tubuh jika sempatkan 5 kali dalam seminggu.
“Ayo kita bangun masyarakat sehat dan bugar,”kata Dian memotivasi orang orang yang meriunginya. Ibu cantik ini lalu mengajak komunitasnya jogging. Petang itu Matahari belum pamitan, ia masih memberi waktu kepada siapa pun yang ingin sehat dan bugar.