Di tengah kondisi yang masih diselimuti oleh awan ketidakpastian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimis Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2% sampai 5,3%. Dengan angka inflasi dalam negeri yang terjaga di angka 5,9%.
“Jangan pesimis,” katanya saat menyampaikan sambutan di Mandiri Investment Forum 2023, di Hotel Fairmont Jakarta Selatan, Rabu (1/2/2023).
Presiden menyampaikan keyakinannya, dan sekaligus seperti hendak menepis sejumlah kegusaran yang selama ini berseliweran. Dalam kurun waktu dua tiga bulan terakhir ini, berita-berita yang menggusarkan pertumbuhan ekonomi dunia, kerap terdengar. Melambat dan lesunya ekonomi dunia, tentu saja cepat atau lambat akan berpengaruh terhadap dinamika ekonomi dalam negeri Indonesia.
Semenjak oktober 2022, tidak kurang dari Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, memberi sinyal prediktif tentang melambatnya prospek pertumbuhan ekonomi global 2023. “Kami memperkirakan sepertiga perekonomian dunia akan mengalami resesi,” kata Georgieva dalam program berita CBS Face the Nation. Sinyal seperti ini, tentu tidak boleh dinafikan begitu saja.
Dengan tanpa hendak mengabaikan sinyal singal pesimis yang ada, Presiden mengajak kita untuk memperhatikan beberapa indicator ekonomi hari ini. “Lah kalau kita melihat angka-angka seperti ini, kita tidak optimis, keliru. Tetapi memang harus hati-hati dan waspada,” ujarnya.
“Apa yang dulu kita bayang-bayangkan, kita takutkan. Itu ternyata banyak yang tidak terjadi. Ini patut kita syukuri,” ujarnya.
Namun, menurutnya ancaman resesi masih bisa saja terjadi. Oleh sebab itu, menurutnya kewaspadaan juga harus dilakukan.
“Tekanan global dari sisi ekonomi memang mereda, bukan berarti resesi tidak terjadi. Tetap optimis dan tetap waspada,” tutupnya.