Sedih! 3 Temannya Meninggal Dunia Saat Tragedi Kanjuruhan, Aremania Ini Memilih Menetap di Stadion

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Seorang Aremania yang diketahui bernama Rusdi memilih untuk menetap di Stadion usai Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu.

Pemuda asal Desa Kertosuko, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo ini memilih menetap di Stadion Kanjuruhan karena mengalami trauma berat.

Diketahui jika tiga orang teman Rusdi meninggal dunia dalam tragedy Kanjuruhan yang memakan banyak korban.

Menurut penuturan Bu Tin yang merupakan seorang penjual kopi di area Stadion Kanjuruhan, Rusdi kala itu menonton sepakbola bersama 3 orang temannya.

“Sama saya korban ini ngomong, datang ke stadion sama tiga temannya. Nah, tiga orang temannya ini meninggal dunia semua. 1 cewek, 2 laki laki. Tinggal dia sendiri.” kata Bu Tin

Bu Tin pernah menasihati Rusdi agar pulang ke rumah. Namun, Rusdi menolak karena masih merasa  bersama teman-temannya dan ingin menunggu mereka.

“Kalau mau buang air ke sini mas. Saya tanya, pulanglah nak, tiga temanmu sudah tiada. Tapi jawabnya nggak mau pulang, masih merasa ia bersama teman-temannya dan menunggu temannya yang meninggal itu,” ujar Bu Tin.

Netizen pun beramai-ramai meninggalkan komentar utnuk menyemangati Rusdi lantaran ikut merasakan kesedihan dan kehilangan yang dirasakannya.

“Gak bisa dibayangkan ketika kita main, pergi bersama kawan, namun…butuh pendampingan mas nya, trauma berat pasti,” tulis netizen.

“Gak bisa berkata kata mudah2an semua ini segera selesai pelaku segera di tindak, korban yg luka dan meninggal segera mendapatkan bantuan kelayakan keadilan,” tutup netizen.

Kini, Rusdi telah dievakuasi oleh Tim Gabungan Aremania, dan kini ia menetap di Pondok Pesantren Mambaul Ulum untuk mendapatkan perawatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini