MATA INDONESIA, MOSKOW – Rusia mengatakan bahwa kebocoran yang memuntahkan gas ke Laut Baltik dari pipa menuju Jerman nampaknya merupakan hasil dari terorisme yang disponsori sebuah negara.
Ini karena pejabat Uni Eropa mengatakan insiden itu secara mendasar mengubah sifat konflik di Ukraina.
Uni Eropa sedang menyelidiki penyebab kebocoran di jaringan pipa Nord Stream 1 dan 2 yang dimonitori oleh Gazprom.
Mereka mencurigai adanya sabotase di balik kerusakan di lepas pantai Denmark dan Swedia. Empat hari setelah kebocoran pertama kali terdeteksi, masih belum jelas siapa yang mungkin berada di balik serangan tersebut. Pipa Nord Stream 1 dan 2 dibangun oleh Rusia dan mitra Eropa senilai miliaran dolar.
Melansir dari Reuters, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan “Ini terlihat seperti aksi terorisme, mungkin di tingkat negara bagian. Sangat sulit untuk membayangkan bahwa tindakan terorisme semacam itu bisa terjadi tanpa keterlibatan suatu negara.
Sebelum itu negara-negara di Uni Eropa mencurigai Rusia lah yang menjadi aktor di balik kebocoran pipa ini. Pasalnya kebocoran pipa sangat erat kaitannya dengan permasalahan energi yang melibatkan Uni Eropa dan Rusia. Hal ini ditambah adanya eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina.