MATA INDONESIA, SIDOARJO – Resah karena hama tikus sawah, petani Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu dalam setahun terakhir ini bekerja sama dengan komunitas pecinta burung hantu.
Hama tikus telah menjadi ancaman serius bagi para petani karena banyak hasil panen yang gagal karena diserang hama tikus.
Dibantu Pertamina yang menggandeng Komunitas Owl Pride of Sidoarjo (Opos) mereka membangun tiga rumah burung hantu di sawah.
Sebanyak 3 rumah burung hantu dibangun di sawah seluas 1 hektare karena sebelumnya hanya ada satu rumah.
Supervisor Receiving Storage Pertamina DPPU Juanda Chandra Juliantono mengatakan, untuk pembasmi alami hama tikus dengan burung hantu adalah biological control.
Menurut Chandra, Burung hantu jenis Tyto Alba bisa mendengar suara tikus dari jarak 500 meter.
Sedangkan, radius terbangnya mencapai 12 kilometer, jadi dengan empat rumah burung hantu tiga dari Pertamina yang satunya dari komunitas burung sudah mencukupi.
Wawan, seperti dilansir Antaranews, seorang petani kedelai menjelaskan, awalnya ada salah satu rekannya yang iseng mendirikan rumah burung hantu dengan bentuk sangat sederhana.
Ternyata hasil panennya meningkat sehingga pengalaman itu akhirnya membuat banyak petani kedelai yang ingin mendirikan rumah burung hantu.
Sementara itu, Suwardi, ketua kelompok tani Desa Pagerngumbuk mengaku semenjak adanya rumah burung hantu sangat mengurangi hama tikus di sawah Dusun Bendet.