MINEWS, JAKARTA-Kisah tentang penemuan obat kanker dari kayu bajakah memang mendadak jadi perhatian publik. Bahkan pemberitaannya di media sudah santer dan mengundang orang mempertanyakan kebenaran penemuan tersebut.
Diketahui, hal itu terungkap setelah tiga orang siswa SMA 2 Palangkaraya melakukan penelitian dan menemukan bahwa kandungan Bajakah bisa menyembuhkan kanker. Penemuan ini kemudian diikutkan dalam perlombaan karya ilmiah internasional dan mendapat medali emas pada kompetisi Life Science di Seoul, Korea Selatan, pada 25 Juli 2019.
Lalu, seperti apa fakta dari tanaman ini hingga dapat disebut sebagai obat pelawan penyakit pembunuh nomor 1 di dunia? Bajakah merupakan jenis tanaman merambat yang dapat di temukan di pedalaman hutan Kalimantan.
Dideskripsikan, tanaman bajakah memiliki batang yang cukup kuat dan besar. Bajakah merambat di ketinggian lebih dari 5 meter hingga mencapai puncak pohon yang menjadi tumpuan rambatnya.
Sementara akarnya, ada di tanah yang dialiri air gambut bening kecoklatan, khas hutan Kalimantan. Bajakah sulit dibedakan dengan tumbuhan lain, hanya saja tanaman ini banyak ditemukan di area hutan yang rimbun di mana sinar matahari sedikit bisa menembus area tersebut.
Mengenai pertumbuhannya, tanaman ini jumlahnya hanya ditemukan di wilayah terbatas saja, bahkan sebagian orang menyebut bajakah ini sebagai tanaman mistis. Hal ini karena tidak adanya penelitian secara ilmiah terhadap tanaman yang sudah menjadi obat kanker secara turun-temurun masyarakat Suku Dayak, khususnya di Kalimantan Tengah.
Mengenai kandungannya sendiri, berdasarkan penjelasan dari Peneliti Universitas Lambung, Mangkurat Eko Suhartanto mengatakan dari uji laboratorium yang dilakukan, Bajakah diketahui memiliki kandungan antioksidan ribuan kali lipat jika dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya.
Selain itu, bajakah juga teridentifikasi mengandung 40 zat yang bisa mematikan sel-sel kanker dalam tubuh. Zat-zat itu seperti saponin, fenolik, steroid, terpenoid, tannin, alkonoid, dan terpenoid.
“Kandungan-kandungan itu benar ditemukan pada tanaman bajakah yang diteliti. Ada tannin, ada flavonoid, dan senyawa sehat fitokomia lain seperti steroid dan sejenisnya,” kata Eko.
Fitokimia atau fitonutrien, sebagaimana dilansir dari laman Hello Sehat, disebutkan memiliki fungsi bagi kesehatan, antara lain sebagai antioksidan, memaksimalkan kerja sistem imun, memenuhi kebutuhan vitamin A, mematikan sel kanker, memperbaiki struktur DNA yang rusak, dan mendetoksifikasi senyawa karsinogen.