MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah menargetkan menghapuskan kemiskinan ekstrem dari empat persen atau 10,86 juta jiwa saat ini menjadi nol persen pada 2024.
Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. ”Target penghapusan kemiskinan ekstrem adalah nol persen. Atau tidak ada lagi kemiskinan pada tahun 2024 mendatang,” katanya pada kegiatan Peluncuran Inpres No 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kantor Kemenko PMK, Selasa 14 Juni 2022.
Dalam kegiatan tersebut, hadir Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Selain itu Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Kepala BPS Margo Yuwono.
Muhadjir mengatakan saat ini masalah kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus selesai. Padahal ini adalah langkah untuk menuju “Indonesia Maju”.
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan ekstrem pada 2021 adalah empat persen atau 10,86 juta jiwa. Sedangkan angka kemiskinan sebesar 26,5 juta jiwa atau 9,71 persen.
“Presiden RI Joko Widodo menargetkan tingkat kemiskinan ekstrem bisa mencapai nol persen pada 2024,” katanya.
Menurut dia, penghapusan kemiskinan merupakan tantangan berat. Walaupun jumlah kemiskinan di Indonesia relatif kecil. Menurutnya, tidak menjamin lebih mudah diatasi.
Ia menganalogikan kemiskinan ibarat kerak di dasar panci berisi nasi. Meskipun jumlahnya relatif kecil namun membutuhkan usaha ekstra untuk membersihkan. Menurut Menko Muhadjir, pengentasan kemiskinan ekstrem akan menjadi mudah teratasi. Adanya kerja sama dan kekompakan dari seluruh unsur terkait maka penghapusan kemiskinan ekstrem akan berjalan dengan baik.
Dia juga menjelaskan bahwa Inpres tersebut mengamanatkan kepada 22 kementerian, enam lembaga, dan pemerintah daerah. Ini untuk mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing.