Pencak Silat Gagal Total di SEA Games, IPSI Minta Maaf ke Kemenpora

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Cabang olahraga (cabor) Pencak Silat gagal mencapai target saat mengikuti SEA Games 2021 Hanoi, Vietnam, meski seluruh kebutuhan difasilitasi oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Target awal kontingen silat Merah Putih adalah empat emas, namun hanya mampu meraih 1 emas, 5 perak dan 3 perunggu, di mana hasil itu membuat Indonesia duduk di posisi kelima di klasemen akhir perolehan medali cabor pencak silat.

Juara umum pencak silat Asian Games 2018 terkapar menghadapi atlet negara tetangga. Atas kegagalan ini, induk organisasi, melalui Wakil Ketua Pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) Erizal Chaniago, meminta maaf kepada Kemenpora. Dia bertekad akan mengevaluasi total dari kegagalan pasukannya di SEA Games edisi ke-31 ini.

“Saya sebagai Waketum PB IPSI mohon maaf kepada Kemenpora. IPSI sudah bekerja keras, tetapi belum bisa memenuhi target,” ujarnya.

Erizal memaparkan kendala tidak tercapainya target pencak silat di pesta olahraga negara-negara se-Asia Tenggara dua tahunan tersebut. Menurut dia, ada peraturan baru yang diterapkan oleh panitia penyelenggara pertandingan yang belum tersosialisasikan dengan baik.

“Gagalnya terget karena peraturan baru. Peraturan ini belum disahkan di internasional dan di nasional juga belum pernah menerapkan. Tak terpenuhinya target ini pasti kami evaluasi total,” katanya.

Mantan Sekjen PB IPSI itu juga menyebut beberapa pendekar Indonesia yang tampil di SEA Games 2021 kerap mendapatkan ketidaksesuaian poin.

“Contohnya seperti cara bantingan yang bergendong-gendongan seperti MMA itu diperbolehkan, jadi ciri khas pencak silat itu justru tergerus,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Malioboro: Fokus Omzet Jelang Nataru, Namun Tetap Perjuangkan Aspirasi Relokasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Momentum libur panjang akhir tahun menjelang perayaan hari besar keagamaan yaitu Natal 2024 dan perayaan Tahun Baru 2025 merupakan waktu yang dinanti oleh para pelaku pariwisata untuk mengoptimalkan omzet mereka tidak terkecuali para Pedagang Kaki Lima (PKL) Teras Malioboro dari Paguyuban Tri Dharma Yogyakarta.
- Advertisement -

Baca berita yang ini