MATA INDONESIA, JAKARTA – Jangan lupa malam nanti mematikan lampu selama 60 menit mulai dari 20.30-21-30 WIB untuk memperingati gerakan Earth Hour setiap tanggal 26 Mei.
Direktur Jenderal WWF Internasional, Marco Lambertini menyebut momen Earth Hour sebagai ajang refleksi diri dengan apa yang terjadi di masa lalu. Serta kejadian yang akan datang pada 2022 ini.
“Kami juga memahami bahwa untuk membangun masa depan yang selaras dengan alam, dibutuhkan adanya kedamaian antara manusia. Itulah sebabnya Earth Hour tahun ini merupakan momen solidaritas bagi seluruh pihak yang terdampak akibat perang dan konflik di seluruh dunia,” ujarnya.
“Ini adalah kesempatan bagi komunitas di seluruh dunia untuk mengungkapkan aspirasinya, untuk mengambil tindakan positif dan menyerukan kepada dunia dimana manusia dan bumi dapat berkembang bersama,” katanya.
Di Indonesia, Earth Hour dimulai pada 2009 lalu dan terus berkembang ke kegiatan lainnya. Sejak 2014, Komunitas Earth Hour terlibat aktif dalam menginisiasi program konservasi dan telah melakukan 1.460 transplantasi terumbu karang sebanyak pada lima titik lokasi di Bali dan pembibitan serta penanaman mangrove sebanyak 13.110 bibit di enam wilayah yaitu Bali, Surabaya, Balikpapan, Aceh, Tangerang, dan Serang.
Gerakan Earth Hour yang dilakukan tiap 26 Maret jam 20.30 berawal dari sebuah ide yang digagas oleh Co-Founder Earth Hour, Andy Ridley, sehingga terbentuklah kerja sama antara WWF-Australia, Leo Burnett dan Fairfax Media untuk mengatasi isu perubahan iklim.