MATA INDONESIA, KIEV – Seorang perempuan Ukraina mendadak viral di media sosial, setelah videonya yang gagah berani membentak pasukan Rusia yang lengkap dengan senjata.
Dalam video yang beredar, perempuan tersebut terlihat mendekati sang tentara yang sedang berjaga. “Siapa kamu?” kata perempuan itu.
“Apa yang kamu lakukan di tanah kami?” kata perempuan itu, menambahkan bahwa para tentara Rusia akan mati jika mereka tetap tinggal di Ukraina, melansir The Sun, Jumat, 25 Februari 2022.
Tak sampai di situ, perempuan yang tidak diketahui identitasnya itu terus melayangkan kata-kata kasar kepada tentara Rusia. Aksi beraninya tersebut menuai pujian para pengguna Twitter.
“Kamu penghuni, kamu fasis! Apa yang kamu lakukan di tanah kami dengan semua senjata ini? Ambil biji ini dan masukkan ke dalam sakumu, jadi setidaknya bunga matahari akan tumbuh ketika kalian semua berbaring di sini,” sambungnya.
Sebagai catatan, bunga matahari adalah bunga nasional di Ukraina.
Perempuan itu juga menyebut sang tentara terkutuk dan mengatakan mereka datang ke sini tanpa diundang ke negaranya. Kejadian ini terjadi di kota pelabuhan Henichesk di laut Azov, kurang dari 18 mil dari Krimea, wilayah yang dianeksasi Rusia.
“Keberaniannya luar biasa! Terima kasih! Kami mendukung Anda!” puji seorang pengguna Twitter.
Itu terjadi ketika protes terhadap perang antara Rusia dan Ukraina pecah di seluruh dunia, termasuk di Moskow. Di mana polisi Rusia dengan keras membubarkan demonstrasi dan menangkap sejumlah warga mereka.
Di dua kota terbesar di Rusia, Moskow dan Saint Petersburg, pengunjuk rasa menyuarakan dukungan mereka untuk Ukraina, meneriakkan “tidak ada perang” dalam protes yang tidak biasa.
Sekitar 1.400 orang telah ditahan oleh polisi Rusia dalam protes anti-perang, termasuk 700 di Moskow dan lebih dari 340 di Saint Petersburg, menurut kelompok oposisi di negara itu.
Rusia melancarkan invasi skala penuh dengan menyerang 25 kota, menghancurkan 75 instalasi militer dan 11 pangkalan udara. Pasukan dan tank melonjak melintasi perbatasan, memicu baku tembak berdarah.
Presiden Rusia, Vladimir Putin memiliki sekitar 200.000 tentara yang siap untuk bergerak, menyerang dari berbagai penjuru, utara, selatan, dan timur Ukraina.