MATA INDONESIA, BANDUNG – Jawa Barat akan terus menggencarkan operasi pasar minyak goreng di 27 kabupaten/kota dengan cara lebih efektif dan tepat sasaran.
Operasi pasar sudah dimulai 10 Januari dan dijadwalkan berakhir 14 Januari 2022. Harga minyak goreng di Jabar saat ini masih tinggi sehingga perlu diintervensi melalui operasi pasar.
“Operasi pasar minyak goreng terus kita lakukan dari 11 kota/kabupaten minggu ini akan dilengkapkan ke 27 kota/kabupaten di Jabar,” kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengapresiasi inisiatif Pemkot Bandung dalam menggelar operasi pasar dengan skema melibatkan unsur kecamatan dan kelurahan. Menurut pria yang akrab disapa Kang Emil, skema ini bisa diduplikasi di daerah lain.
Ada 10 stan bazzar yang disediakan di Balaikota Bandung, terbagi dalam beberapa kecamatan, sehingga sudah sesuai dengan kebutuhan berdasarkan data dari RW setempat. Nantinya perwakilan kelurahan bisa membawa minyak goreng yang dibutuhkan ke stan tersebut.
“Kemudian diubah dengan beberapa cara biar cepat sampai ke masyarakat ada yang dipusatkan di titik tertentu ada yang dikirim melalui kelurahan-kelurahan. Sehingga warga bisa cukup datang ke kantor kelurahan atau kantor desa, nanti di desanya diselenggarakan operasi pasar, jadi tidak selalu dipusatkan di tempat besar seperti ini,” ujarnya.
Operasi pasar minyak goreng sangat membantu masyarakat khususnya ibu rumah tangga. Apalagi kebutuhannya sangat diperlukan dalam kegiatan sehari-hari.
“Memang operasi pasar ini kita sinyalir sangat ramai peminatnya. Jadi kalau selalu di pasar kami khawatir terjadi penumpukan antrean kerumunan sementara kita kan ingin menjaga prokes, jadi akhirnya diputuskan dengan contoh di Kota Bandung: dikirim melalui camat/kelurahan ke masyarakat,” ucapnya.
Pantauan di lapangan harga minyak goreng di angka 40 ribuan per 2 liter. Untuk itu, ia berharap harga tersebut kembali normal menjadi 14-15 ribu per liter.
“Pantauan di lapangan masih sekitar hampir 40 ribuan per dua liter. Sehingga kita harapkan bisa kembali normal di 14 – 15 ribu per liter, sehingga itu yang diharapkan oleh masyarakat khususnya ibu-ibu para pedagang yang sangat membutuhkan komoditas sembako yang kita sebut minyak goreng ini,” ungkapnya.