Terungkap, Korban Seks dalam Militer AS Dipaksa Tutup Mulut

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Militer dan seks seolah menjadi dua hal yang tak terpisahkan. Sebelumnya, Israel diketahui memanfaatkan tentara perempuan yang menjalani dinas militer di penjara sebagai sipir sempat ditugaskan oleh komandannya untuk memberikan layanan seks kepada para tahanan Palestina.

Tujuannya? Tentu saja untuk mendapatkan informasi dari para tahanan Palestina yang terlibat dalam tindakan terorisme dan berada dalam penjara. Namun, kejadian tersebut terjadi pada 2018 dan baru terungkap pekan lalu.

Sekarang, dalam episode terbaru berjudul “The Politics of Survival”, Tara Reade berbincang dengan perempuan yang bekerja di militer Amerika Serikat (AS) dan mengetahui pengetahui mendalam mengenai berbagai kasus kekerasan seksual yang menghebohkan, yang ingin Tara publikasikan.

“Kejahatan federal terjadi dan saya selalu disuruh tutup mulut,” Amy Braley-Franck, mantan manajer program serangan seksual militer AS, mengatakan kepada Reade dalam sebuah wawancara, melansir Remo News.

“Skala kekerasan seksual di militer di luar kendali, dan 80 persen dari mereka yang melaporkan telah diserang atau dilecehkan secara seksual menghadapi semacam pembalasan,” kata Braley-Franck.

Dia mengutip beberapa statistik yang meresahkan, yang menyatakan bahwa satu dari empat perempuan dan satu dari lima pria di militer akan mengalami serangan seksual.

“Situasinya adalah di mana tingkat bunuh diri meroket di militer AS,” ungkapnya.

“Dalam rentang waktu yang sama ada sekitar 7.000 kematian akibat pertempuran, dibandingkan dengan lebih dari 30.000 anggota tentara yang melakukan bunuh diri,” tuntasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini