Percepat Kekebalan Komunal, BIN Gencarkan Vaksinasi di Aceh Besar

Baca Juga

MATA INDONESIA, ACEH BESAR – Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Aceh atau Binda Aceh menggencarkan vaksinasi di Kabupaten Aceh Besar pada Selasa, 23 November 2021. Kegiatan kali ini digelar di Desa Lam Alu Cut, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar.

Kepala BIN Daerah Aceh, Brigjen TNI Muhammad Abduh Ras mengatakan bahwa pelaksanaan vaksinasi di pedesaan ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat mendapatkan akses vaksinasi.

“Alhamdulillah masyarakat tampak semakin antusias dan meningkatkan motivasi untuk mengikuti vaksinasi,” katanya, dikutip Rabu 24 November 2021.

Ia pun mengajak warga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan kapanpun dan dimanapun. Seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.

Ras mengungkapkan bahwa untuk bulan November ini pihaknya menargetkan 13.600 orang harus sudah divaksin. Oleh karena itu,ia berharap masyarakat dapat bekerja sama dengan baik sehingga capaian vaksinasi yang kita targetkan dapat tercapai 70 persen di akhir tahun 2021.

“Isnyaallah kita optimis. Kegiatan vaksin ini kan terus kita jalankan secara bersinergi, dengan semua stakeholder yang terkait baik dengan dinas kesehatan, seluruh element masyarakat, TNI, Polri, dan BIN,” ujarnya.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Kaposda BIN Aceh Besar telah memilih desa-desa yang menjadi sasaran sebagai penerima vaksinasi.

“Semoga BIN dapat terus berada di tengah masyarakat dan bekerja sama dengan muspika serta aparatur desa dalam memberikan sosialisasi untuk meningkatkan jumlah warga yang tervaksin,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini