MATA INDONESIA, JAKARTA – Tiga peneliti perempuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendapat penghargaan dari “L’Oreal-UNESCO for Women in Science (FWIS) 2021.”
Seorang peneliti sehari-hari bekerja di Pusat Riset (Pusris) Bioteknologi mewakili bidang Life Sciences bernama Peni Ahmadi berhasil meraih penghargaan FWIS 2021 kategori life science setelah mengajukan proposal riset berjudul ‘Potent Drug-lead from Indonesian Marine Invertebrates to Suppress Breast Cancer’.
Sedangkan, dua Peneliti Pusat Riset Bioteknologi untuk kategori life science adalah Fransiska Sri Herwahyu Krismatuti, Peneliti Pusat Riset Kimia dan Febty Febriani dari Pusat Riset Fisika untuk kategori Non-Life Sciences.
Kepala Pusat Riset Bioteknologi BRIN, Ratih Asmana Ningrum menyatakan sangat bangga dengan pencapaian Peni. “Kegiatan yang diusulkan merupakan salah satu upaya pemanfaatan megabiodiversitas Indonesia dalam pencarian bahan baku obat. Penghargaan yang diperoleh tentu akan sangat membantu operasional kegiatan penelitian tersebut, sekaligus menjadi motivasi untuk mencapai hasil kegiatan sebaik-baiknya,” ujar Ratih.
Penelitian yang dilakukan Peni adalah memanfaatkan sejumlah hewan tanpa tulang belakang atau invertebrata laut yang diolah menjadi anti-infeksi dan antikanker.
Penanganan antikanker bahkan cenderung targeted therapy sehingga tanpa efek samping yang berarti karena langsung terpusat pada sel kanker bukan sel yang masih sehat.
Sementara penelitian yang dilakukan Fransiska Sri Herwahyu Krismastuti adalah memanfaatkan limbah galvanisasi yang belum termanfaatkan untuk diolah menjadi nano zinc oxide (ZnO).
ZnO mempunyai sifat antibakteri dan dapat dikompositkan dengan material lain, misalnya pewarna alami dari kubis ungu yang sensitif terhadap perubahan pH sebagai tanda penyembuhan luka kronis, termasuk luka akibat penyakit diabetes. Di Indonesia ada 10,7 juta penderita diabetes.
Sementara penelitian Febty Febriani mengungkapkan manfaat data geomagnetik untuk bisa mengetahui karakteristik kerak bumi Indonesia sehingga bisa memetakan bahaya, risiko dan kerentanan suatu daerah karena gempa.