MATA INDONESIA, MEXICO CITY – Tragis, influencer cantik Anjali Ryot menjadi salah satu dari dua turis yang tewas tertembak. Anjali dan korban lainnya terjebak saat dua kartel narkoba baku tembak di Pantai Karibia, Meksiko.
Korban lainnya bernama Jennifer Henzold, warga negara Jerman. Sementara tiga turis lain yang berasal dari Jerman dan Belanda mengalami luka-luka dalam insiden horor itu, demikian pernyataan kantor kejaksaan di negara bagian Quintana Roo.
Ryot, yang dilaporkan berusia 25 tahun itu, sedang merayakan momen ulang tahunnya di bar La Malquerida – tempat liburan populer di Kota Tulum. Nahas, ia justru terjebak di tengah baku tembak pada Rabu (20/10) malam waktu setempat.
Paramedis menyatakan Anjali –perempuan berdarah India yang tinggal di California, Amerika Serikat itu, meninggal di tempat kejadian. Sementara Henzold sempat dilarikan ke rumah sakit, namun ia kemudian dinyatakan meninggal.
“Penyelidikan awal menunjukkan bahwa ada bentrokan bersenjata antara kelompok kriminal yang didedikasikan untuk penjualan obat-obatan,” kata kantor kejaksaan, melansir news.com.au, Selasa, 26 Oktober 2021.
Terkenal dengan reruntuhan Maya kuno dan perairan pirusnya, Tulum adalah salah satu tujuan wisata utama Meksiko, namun mengalami peningkatan kekerasan sejak menjadi tujuan internasional yang populer dalam beberapa tahun terakhir. Dan telah terguncang oleh perang wilayah antara kartel narkoba.
Ini adalah serangan bar fatal kedua yang terjadi dalam enam bulan terakhir di Kota Tulum, setelah sekelompok pria bersenjata di atas sepeda motor menembak mati seorang sopir taksi di bar Rosa Negra pada September, juga menembak mati seorang penjaga keamanan.
Walikota Tulum, Marciano Dzul Caamal mengatakan kepada wartawan bahwa para korban tidak memiliki hubungan dengan kartel narkoba yang terlibat baku tembak di bar tersebut.
“Saya mengutuk keras peristiwa tragis yang terjadi tadi malam di Tulum di mana dua orang kehilangan nyawa dan tiga lainnya terluka,” tulis Walikota Tulum, Marciano Dzul Caamal di akun Twitter-nya.
Salah satu tersangka pelaku penembakan, José Antonio Lira Pérez, 24, ditangkap setelah terlacak oleh kamera CCTV rumah sakit, di mana dia dirawat karena mengalami luka, situs berita lokal melaporkan.
Beberapa jam sebelum insiden horror tersebut, Ryot sempat membagikan video di akun Instagram-nya yang menunjukkan dia berjalan di dekat sebuah platform di hotel Cielo Maya, dan beristirahat di tempat tidur gantung.
Beberapa hari sebelumnya, Ryot juga membagikan foto yang menunjukkan ia sedang bersantai dan tersenyum di dermaga tepi laut di Tulum. Ryot memiliki pengikut online yang besar, yakni lebih dari 42 ribu dan telah bekerja untuk LinkedIn sejak Juli.
Sebagai seorang penjelajah, Ryot cukup rajin membagikan momen jalan-jalannya. Belum lama ini ia mengunjungi Taman Nasional Gletser di Montana di mana dia mendaki Grinnell Glacier Trail selama delapan jam.
”Jika Anda mengunjungi Taman Nasional Gletser, jangan lewatkan pendakian ini! Pemandangan sepanjang pendakian sangat menakjubkan, jadi saya akan sangat merekomendasikannya bahkan jika Anda tidak berencana melakukan seluruh pendakian,” tulisnya.
Sang Walikota mengakui bahwa Kota Tulum menghadapi gelombang kekerasan terkait dengan kartel narkoba yang terlibat dalam perdagangan obat-obatan terlarang dan pemerasan.
“Saya pikir ini adalah masalah kejahatan terorganisir yang dalam beberapa cara mencoba untuk memperebutkan beberapa daerah dan sayangnya dalam kasus ini ada kerusakan tambahan yang mempengaruhi orang lain yang tidak ada hubungannya dengan itu,” katanya.
“Upaya tim harus dilakukan untuk memerangi jenis kekerasan di Tulum ini,” sambungnya.
Pemerintah Jerman telah mengeluarkan peringatan kepada para pelancong di Kota Tulum dan Playa del Carmen dan menyarankan mereka untuk tidak keluar dari hotel.
“Insiden dan serangan, beberapa di antaranya dramatis, telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir, yang juga berdampak pada pelancong Jerman, termasuk satu kematian. Insiden ini terjadi di restoran, klub, dan diskotik yang sering dikunjungi turis,” demikian bunyi pemberitahuan tersebut.
Meksiko dilanda pertumpahan darah terkait kartel yang telah menyebabkan lebih dari 300 ribu orang terbunuh sejak pemerintah mengerahkan militer dalam perang melawan narkoba pada 2006.