Perkenalkan, Johannes Abraham Dimara Pahlawan Nasional dari Papua

Baca Juga


MATA INDONESIA, JAKARTA – Bisa ditebak jika tidak semua orang Indonesia mengetahui nama Johannes Abraham Dimara.

Padahal dia adalah salah seorang pahlawan nasional yang berasal dari provinsi paling timur Indonesia, Papua.

Johannes Abraham Dimara lahir 16 April 1916 di Korem, Biak Utara, Papua. Meski lahir di Papua, ia besar di Ambon, Maluku.

Pada masa kependudukan Jepang, ia bertugas sebagai anggota Heiho untuk membantu prajurit Jepang di Pulau Buru. Dia juga terlibat dalam peristiwa pengibaran bendera Merah Putih di Namlea.

Setelah itu, Johannes Abraham meneruskan perjuangannya dan menjadi tentara dalam Batalyon Pattimura, Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).

Johannes Abraham juga membantu Pemerintahan Soekarno saat itu untuk menyatukan Papua dengan saudara-saudaranya di Indonesia.

Cerita sampai ia diberi gelar pahlawan nasional Papua adalah saat Kementerian Sosial mengajukan 10 nama tokoh kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk diseleksi untuk diberikan kepada Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan yang menetapkan gelar Pahlawan Nasional.

Ke-10 tokoh tersebut di antaranya, Ali Sadikin, Habib Sayid Al Jufrie, mantan Presiden Soeharto, mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid, Andi Depu, Johannes Leimena, Johannes Abraham Dimara, Andi Makkasau, Pakubuwono X, dan Sanusi.

Djoko Suyanto selaku ketua Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan saat itu mengatakan, 10 tokoh tersebut sudah menjalani penelitian di Kementerian Sosial yang artinya telah memenuhi syarat secara teknis, administrasi khusus dan umum.

Namun, Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan beranggotakan tujuh orang itu mempertajam dan memperdalam lagi usulan Kementerian Sosial. Hasilnya ada dua tokoh yang disetujui Presiden SBY kala itu.

Pada akhirnya, melalui Keputusan Presiden no.52 TK/2010 memberikan gelar pahlawan kepada Johannes Leimena dan Johannes Abraham Dimara.

Djoko menambahkan, memang benar gelar pahlawan nasional sangat membanggakan almarhum dan keluarga yang ditinggalkan, sehingga apabila diberikan tidak membuat keluarga yang ditinggalkan ada kendala apapun.(Annisaa Rahmah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini