Backup Chat WhatsApp di Google Drive dan iCloud Kini Aman Dijaga Password

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak usah khawatir chat WhatsApp kita bisa diambil orang lain. Karena WhatsApp baru saja mengeluarkan fitur baru yaitu mengunci pesan cadangan dengan menggunakan password.

Fitur ini sebenarnya sudah diuji coba pada Juli lalu tetapi baru resmi dirilis untuk seluruh pengguna mulai hari ini, Jumat 15 Oktober 2021. ”Mulai hari ini, kami memberikan ekstra, lapisan keamanan opsional untuk melindungi cadangan chat yang disimpan di Google Drive atau iCloud dengan enkripsi dari ujung ke ujung,” tulis WhatsApp dalam pengumumannya di laman resmi Facebook.

Biasanya, banyak pengguna WahtsApp yang ingin mencadangkan chat mereka agar riwayat pesan dapat dipulihkan jika telepon mereka hilang atau ganti dengan yang baru. Dengan adanya sistem keamanan enkripsi dari ujung ke ujung (end-to-end encryption/E2EE) ini, hanya si pengguna yang bisa membukanya.

Ketika pengguna mencadangkan (backup) chat ke Google Drive atau iCloud, chat tidak mendapat perlindungan oleh enkripsi dari ujung ke ujung. Celah tersebut bisa dimanfaatkan penyusup untuk mengintip isi pesan. Kini, backup chat WhatsApp yang berisi pesan, foto, dan video tersebut sudah kebagian fitur enkripsi. Sama amannya seperti obrolan chat antar-pengguna.

Pengguna bisa menggunakan password atau 64 digit kode enkripsi untuk mengunci isi pesan WhatsApp cadangan.

Begini cara membuat Password di Chat Cadangan

  1. Buka menu pengaturan/setting WhatsApp.
  2. Buka chat/pesan > backup chat/cadangkan chat > end-to-end encrypted Backup.
  3. Klik continue/lanjutkan, lalu ikuti petunjuk untuk membuat password atau kunci.
  4. Jangan sampai melupakan password, sebab tanpa password, isi chat tidak akan bisa pulih (restore).
  5. Klik selesai dan tunggu WhatsApp untuk menyiapkan pencadangan dengan enkripsi dari ujung ke ujung.

Untuk antisipasi, sebaiknya menggunakan koneksi WiFi dan internet yang stabil untuk mencadangkan agar proses berjalan lanacar. Karena proses pencadangan membutuhkan waktu lama, ada baiknya daya baterai berada di kondisi penuh atau cukup banyak.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini