MATA INDONESIA, TEHERAN – Presiden Iran, Ebrahim Raisi menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai dalang di balik serangan bom bunuh diri yang menargetkan sebuah masjid Syiah di Kota Kunduz, Afghanistan. Raisi mengklaim bahwa AS sengaja menabur hasutan etnis di negara tersebut.
Sebelumnya, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan sedikitnya 46 orang dan melukai lebih dari 140 jiwa. Kelompok ekstremis itu mengatakan bahwa seorang pembom bunuh diri ISIS meledakkan rompi peledak di tengah kerumunan jamaah Syiah yang sedang berkumpul di dalam masjid.
“Kejahatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memecah belah umat Islam ini dilakukan oleh mereka yang anti-manusia dan anti-agama jelas bagi semua orang. AS telah memfasilitasi perluasan kegiatan penjahat ISIS di Afghanistan dan mencegah mereka dicabut,” kata Raisi, menurut kantor berita Mehr.
“Kelanjutan aksi teroris dan kombinasi hasutan agama dengan hasutan etnis menciptakan perpecahan dan hasutan yang merupakan bagian dari plot keamanan baru AS untuk Afghanistan,” sambungnya melansir Al Arabiya, Minggu, 10 Oktober 2021.
Iran adalah negara mayoritas Muslim Syiah dan telah lama lelah dengan Taliban yang merupakan Muslim Sunni. Namun, sejak Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, Teheran bersikap konservatif dalam retorikanya tentang kelompok itu dan tidak kritis terhadap pemerintahnya.
Kemungkinan besar, rezim Iran mencoba membangun permusuhan Taliban terhadap Paman Sam, mengingat sikap Teheran terhadap Washington dan rezim garis keras anti-Baratnya di bawah kepresidenan Raisi.