MATA INDONESIA, DUBAI – Potensi bisnis hasil hutan Indonesia tampil dalam Expo 2020 Dubai di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK), Alue Dohong, menjelaskan, potensi yang dipamerkan tersebut berupa prestasi dan kemajuan Indonesia di bidang industri, teknologi, lingkungan hidup dan kehutanan. ”Hal ini dapat dilihat dari hasil hutan bukan kayu, hasil hutan kayu olahan, hingga produk yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar hutan. Indonesia juga memiliki keunggulan komparatif dibandingkan negara lain dalam hal produktivitas bahan baku dan hal ini dapat menjadi potensi ekspor yang luar biasa,” ujar Wamen LHK, Alue Dohong, Sabtu 9 Oktober 2021.
Ia optimistis, potensi bisnis hasil hutan Indonesia akan dengan cepat diketahui oleh para pebisnis dan investor di Timur Tengah yang berdomisili di Dubai.
Hal ini karena antusiasme pengunjung Expo 2020 Dubai pada Paviliun Indonesia sangat tinggi, dengan lebih dari 22.000 orang selama seminggu pameran yang dibuka oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi ini.
”Setiap minggunya, Paviliun Indonesia diramaikan dengan berbagai tema mingguan yang diisi oleh Lembaga Pemerintahan terkait. Di minggu kedua, pada 8-14 Oktober 2021, potensi yang ditampilkan pada Paviliun Indonesia adalah potensi bisnis hasil hutan Indonesia,” katanya.
Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (Dirjen PHL) KLHK, Agus Justianto, menambahkan, pihaknya hadir untuk mempromosikan dan membuka peluang investasi pada sektor kehutanan, berupa pengelolaan kawasan hutan dan pemanfaatan hutan, jasa wisata alam dan produk kayu serta turunannya.
“Perhelatan Expo 2020 Dubai juga merupakan ajang yang tepat untuk lebih jauh memperkenalkan Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVLK), yang merupakan upaya pemerintah dalam mendukung pertumbuhan produk kehutanan yang legal dan lestari,” kata Dirjen PHL KLHK.
Ia menjelaskan, SVLK merupakan wujud komitmen pemerintah Indonesia untuk mengedepankan aspek sosial dan ekologi dalam proses pemanfaatan dan pengelolaan hutan.