Italia Khawatirkan Eksodus Warga Afghanistan

Baca Juga

MATA INDONESIA, ROMA – Meski tidak mengakui pemerintahan Taliban, Menteri Luar Negeri Italia, Luigi Di Maoi mendesak negara-negara asing untuk tetap memberi bantuan ke Afghanistan demi mencegah krisis keuangan yang dapat memicu eksodus warga Afghanistan ke luar negeri, khususnya wilayah Eropa.

“Pengakuan pemerintah Taliban tidak mungkin karena ada 17 teroris di antara para menteri, dan hak asasi perempuan dan anak perempuan terus dilanggar,” Di Maio, yang memimpin pertemuan para menteri luar negeri G20 di New York pekan lalu, mengatakan kepada negara- televisi milik Rai 3.

Di Maio mengatakan bahwa rakyat Afghanistan harus mulai menerima dukungan keuangan yang dibekukan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada pertengahan Agustus.

“Dalam beberapa saat mereka tidak akan mampu membayar gaji. Jelas, kita harus mencegah Afghanistan dari ledakan dan arus migrasi yang tidak terkendali yang dapat mengganggu stabilitas negara-negara tetangga,” sambungnya.

“Ada cara untuk menjamin dukungan keuangan tanpa memberikan uang kepada Taliban. Kami juga sepakat bahwa sebagian dari bantuan kemanusiaan harus selalu ditujukan untuk perlindungan perempuan dan anak perempuan,” tuturnya.

Di Maio menambahkan negara anggota G20 bersama dengan tetangga Afghanistan berkomitmen untuk memerangi terorisme dan bekerja untuk perlindungan hak asasi manusia.

“Tanggalnya belum diumumkan tetapi ada syarat untuk mengadakan pertemuan puncak para pemimpin G20, yang akan dipimpin oleh Perdana Menteri Mario Draghi,” jawabnya ketika ditanya kapan KTT khusus mengenai Afghanistan diselenggarakan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upayakan Berantas Penumpukan Sampah Liar, Pemkab Bantul Optimalisasi 15 TPS3R

Mata Indonesia, Bantul - Pemkab Bantul terus mencari solusi terhadap sampah yang belum terkondisi di beberapa titik. Tak jarang masyarakat hingga pelaku usaha cukup kesulitan harus membuang kemana sampah mereka.
- Advertisement -

Baca berita yang ini