MATA INDONESIA, KABUL – Ledakan bom bunuh diri di luar Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan pada Kamis (26/7) membuat Amerika Serikat (AS) murka. Pasalnya, 13 pasukan AS dinyatakan meninggal dunia bersama ratusan warga sipil lainnya.
Presiden Joe Biden pun memerintahkan Pentagon untuk merencanakan bagaimana menyerang ISIS-K – afiliasi ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan di Bandara Kabul. “Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayar,” kata Biden belum lama ini.
AS kemudian melancarkan serangan udara di Kota Kabul. Pentagon mengklaim serangan dari pesawat tak berawak atau drone itu menghantam mobil penuh bahan peledak serta menewaskan para pelaku bom bunuh diri ISIS-K.
Namun, klaim tersebut ternyata dusta! Sebab yang terbunuh adalah 10 orang dalam satu keluarga yang tidak berdosa, termasuk di antaranya tujuh anak kecil. Korban termuda dari serangan udara itu diketahui adalah dua gadis kecil berusia 2 tahun!
Pihak kerabat menemukan tubuh gadis kecil bernama Malika, di antara puing-puing dekat rumah mereka. Seorang anggota keluarga mengatakan bahwa tidak jelas apakah Malika berada di dalam kendaraan atau di kompleks ketika serangan itu terjadi.
“Mereka adalah keluarga biasa. Kami bukan ISIS atau Daesh dan ini adalah rumah keluarga, di mana saudara-saudara saya tinggal bersama keluarga mereka,” kata salah satu saudara dari keluarga yang terbunuh, melansir CNN, Rabu, 1 September 2021.
Kerabat para korban menghabiskan awal pekan di sebuah rumah sakit di Kota Kabul untuk mengidentifikasi sisa-sisa dan memisahkan mereka menjadi peti mati. Anak perempuan berusia 2 tahun, Malika dan Sumaya, termasuk di antara nama-nama yang tertera di peti mati.
Pada acara pemakaman, anggota keluarga berteriak “Matilah Amerika.” Sementara pihak tetangga dan saksi di lokasi serangan pesawat tak berawak milik AS di Kabul juga mengatakan bahwa beberapa orang meninggal dunia, termasuk anak-anak.
“Semua tetangga mencoba membantu dan membawa air untuk memadamkan api dan saya melihat ada lima atau enam orang meninggal dunia. Ayah dari keluarga itu dan seorang anak laki-laki lainnya da nada dua anak. Mereka semua meninggal dunia. Mereka hancur berkeping-keping. Ada juga dua yang terluka,” tutur tetangga.
Juru bicara Pentagon, John F. Kirby mengatakan bahwa AS bekerja keras untuk menghindari korban sipil. Ia juga memastikan, Paman Sam akan transparan dalam memberikan informasi terkait korban maupun target.
“Kami sedang menyelidiki ini. Tetapi jika kami memiliki informasi yang signifikan, dapat diverifikasi bahwa kami memang mengambil nyawa orang yang tidak bersalah di sini, maka kami akan transparan tentang itu juga. Tidak ada yang ingin melihat itu terjadi,” tutur John F. Kirby.
“Kami tidak ingin melihat apa yang kami yakini sebagai ancaman yang sangat nyata terjadi, sangat spesifik dan sangat dekat terhadap Bandara Internasional Hamid Karzai dan pasukan kami. Itu adalah hal lain yang sangat kami khawatirkan,” sambungnya.