Home News Angka Kematian Menurun, Singapura Siap Hidup Berdampingan dengan Covid-19

Angka Kematian Menurun, Singapura Siap Hidup Berdampingan dengan Covid-19

0
223
Singapura

MATA INDONESIA, SINGAPURA – Angka kematian akibat Covid-19 di Singapura terus mengalami penurunan. Negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Lee Hsien Long itu juga menjadi salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia.

Deretan fakta tersebut membuat Singapura meletakkan dasar untuk hidup berdampingan dengan virus yang telah menelan lebih dari 4 juta jiwa di seluruh dunia tersebut, layaknya penyakit umum lainnya, seperti influenza.

Pakar medis Singapura mengatakan bahwa penduduk di negara itu mungkin melihat ratusan kematian setiap tahun akibat pandemi Covid-19, mirip dengan flu. Pendekatan pragmatis itu dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain yang ingin keluar dari penguncian saat mereka meningkatkan program inokulasi mereka sendiri.

“Satu-satunya cara agar tidak ada kematian akibat penyakit di mana pun di dunia adalah dengan menghilangkan penyakit itu sama sekali dan itu hanya dilakukan untuk cacar,” kata Paul Tambyah, Presiden Masyarakat Mikrobiologi Klinis dan Infeksi Asia Pasifik, melansir Reuters.

Singapura telah melaporkan hanya 44 kematian Covid-19 sejak wabah dimulai pada awal Januari 2020. Angka tersebut jauh di bawah kematian yang diakibatkan oleh influenza, yakni sebanyak 800 kematian, berdasarkan laporan dokter di negara dengan populasi 5,7 juta itu.

“Walaupun gagasan tentang ratusan kematian akibat Covid tampaknya mengejutkan dibandingkan dengan kematian sejauh ini dan layak dilakukan upaya pencegahan, itu setara dengan influenza, yang hampir tidak dipedulikan masyarakat,” kata Alex Cook, pakar pemodelan penyakit menular di National Universitas Singapura (NUS).

Para ahli memperkirakan bahwa sebagian besar kematian akan berada di antara mereka yang berada dalam kelompok usia tertua, yang tetap tidak divaksinasi meskipun memenuhi syarat.

Menteri kesehatan Singapura, Ong Ye Kung mengatakan bahwa bulan ini ketika ekonomi terbuka, warga Singapura harus siap secara psikologis bahwa jumlah kematian akibat Covid-19 kemungkinan juga akan naik.

Sebanyak tiga perempat populasi Singapura sepenuhnya diinokulasi terhadap virus corona, dan negara itu akan melonggarkan lebih banyak pembatasan pada September ketika tingkat vaksinasi mencapai 80 persen.

Negara-negara lain yang memiliki keberhasilan awal dengan virus, seperti Australia, juga mengubah strategi mereka untuk menghadapi lebih banyak kematian akibat Covid-19 di era di mana penyakit ini akan tetap ada. Tetapi sebagai salah satu negara yang paling banyak divaksinasi di dunia, Singapura mungkin yang pertama menerapkan hal itu.

“Jika negara-negara mulai bergerak ke arah strategi endemik Covid-19, harapannya adalah akan ada lebih banyak kematian terkait, meskipun masih belum jelas berapa banyak dari ini akan menjadi kematian berlebih dan berapa banyak yang akan terjadi terlepas dari COVID-19, ” tutur Teo Yik Ying, Dekan Saw Swee Hock School of Public Health di NUS.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here