Dianggap Tak Kompeten, Presiden Madagaskar Pecat Semua Menteri

Baca Juga

MATA INDONESIA, ANTANANARIVO Kantor Kepresidenan Madagaskar mengungkapkan bahwa Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina telah memecat semua menterinya!

Keputusan tersebut diambil sang presiden lantaran kinerja para menterinya dinilai di bawah standar dan setelah rencana pembunuhan terhadapnya terungkap.

“Seperti di tim sepak bola, Anda harus berubah ketika ada kegagalan di pemerintahan,” kata Presiden Rajoelina dalam komentar yang disiarkan di televisi nasional, melansir Reuters.

“Akan ada perubahan dan ini menyangkut mereka yang tidak melaksanakan pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka,” sambungnya.

Pekan lalu, seorang jaksa senior mengatakan bahwa Madagaskar telah menangkap 21 tersangka lagi, termasuk di antaranya 12 personel militer. Hal ini sehubungan dengan rencana untuk membunuh Presiden Rajoelina dan menggulingkan pemerintahannya.

Sementara 6 orang lainnya, di mana salah satunya adalah warga negara Prancis, ditangkap bulan lalu karena dicurigai terlibat dalam plot tersebut, setelah apa yang dikatakan para pejabat adalah penyelidikan selama berbulan-bulan di negara tersebut.

Madagaskar – negara bekas jajahan Prancis yang miskin berpenduduk 26 juta, memiliki sejarah kekerasan dan ketidakstabilan politik. Presiden Rajoelina dilantik sebagai presiden pada 2019 setelah pemilihan yang diperebutkan dengan panas dan tantangan pengadilan konstitusi dari saingannya.

Rajoelina pertama kali mengambil alih kekuasaan dalam kudeta Maret 2009. Di mana ia menggulingkan Marc Ravalomanana. Dia tetap memegang kendali sebagai kepala pemerintahan transisi hingga 2014.

Dalam pemilihan umum 2019, Ravalomanana menantang Rajoelina. Namun, Ravalomanana kalah dan mengatakan bahwa pemungutan suara itu penuh dengan kecurangan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Serentak Diharapkan Jadi Pendorong Inovasi dalam Pemerintahan

Jakarta - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024, diharapkan dapat mendorong inovasi serta memperkuat sinkronisasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini