Rendahnya Pemahaman Masyarakat, Hambat Penanganan Covid19 di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Banyak masyarakat Indonesia yang membuat penanganan Pandemi Covid19 menjadi sulit karena rendahnya pemahaman mereka soal penyakit tersebut, sehingga masih ada perilaku seperti dua warga Brebes yang membongkar makam penderita Covid19 untuk dimandikan sehingga mereka terinfeksi penyakit saluran pernapasan itu.

“Jenazah orang yang meninggal berkaitan dengan Corona masih dapat menularkan. Itulah mengapa ketika statusnya kemungkinan pun (probabel) harus dimakamkan dengan protap corona,” demikian pesan dokter relawan Covid19, dr. Muhammad Fajri Addai yang diterima Mata Indonesia News, Senin 31 Mei 2021.

Fajri mengungkapkan hal tersebut karena pembongkaran makam tersebut terjadi Minggu 30 Mei 2021 di Kecamatan Bantarkawung, Brebes.

Masyarakat dengan tingkat pemahaman seperti itu, menurut Fajri, tentu saja sangat sulit memahami pentingnya isolasi mandiri, tes PCR atau perkembangan yang cepat dari perilaku Virus SARS-Cov-2 penyebab Covid19.

Padahal, banyak hal baru yang terjadi selama masa pandemi Covid19, antara lain fenomena mutasi Virus SARS-Cov-2 yang menghasilkan varian baru Covid19.

Kehadiran varian tersebut tentunya harus disikapi berbeda dengan varian lama terutama dalam hal disiplin menegakkan protokol kesehatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini