KSTP Hanya Segelintir Kelompok, Tidak Mewakili Seluruh Masyarakat Papua

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kelompok separatis dan teroris Papua (KSTP) dinilai bukan merupakan representasi dari suara masyarakat Papua. Kabaintelkam Polri Komjen Pol Paulus Waterpauw menegaskan bahwa KSTP hanya segelintir kelompok yang melakukan aksi teror.

“KSTP ini bukan seluruh masyarakat Papua, bukan. Mereka hanya kelompok, makanya disebut dengan KSTP yang sekarang dilabelkan menjadi teroris,” kata Komjen Pol Paulus dalam Simposium Nasional bertajuk ‘Dialog Papua: Refleksi, Visi dan Aksi’ di Kanal Youtube HUMAS SIL dan SKSG UI, Minggu 23 Mei 2021.

Ia juga menilai bahwa pelabelan ‘teroris’ kepada kelompok tersebut juga tidak lepas dari pergerakan mereka yang mengancam stabilitas keamanan. Aksi terornya tidak hanya menyasar aparat keamanan namun juga masyarakat sipil.

“Karena perbuatan mereka itu sangat mengerikan, bukan kepada aparat saja, tetapi juga kepada masyarakat sipil lainnya, guru, tenaga kesehatan, tenaga pendidikan dan sebagainya,” kata Komjen Pol Paulus.

Tindakan yang dilakukan KSTP ini pun juga menuai reaksi dari berbagai pihak terutama tokoh adat Papua, yaitu Yanto Eluay. Ia menilai bahwa aksi keji yang dilakukan KSTP telah mencoreng wajah adat.

“Menyikapi beberapa peristiwa yang terjadi saat ini di Kabupaten Puncak, kami sangat menyesalinya. Kami masyarakat Papua adalah masyarakat adat sehingga apa yang dilakukan oleh pelaku dalam hal ini KSTP merupakan pelanggaran terhadap adat,” kata Yanto.

Maka, ia meminta supaya KSTP menghentikan aksi yang tidak berprikemanusiaan tersebut karena telah menyebarkan ketakutan dan mengganggu keamanan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sekjen PP Muhammadiyah Apresiasi 10 Tahun Pemerintahan Jokowi Dan Dukung Keberlanjutan Program Presiden Terpilih

Jakarta - Sekjen PP Muhammadiyah, Prof. Abdul Mu’ti menyampaikan apresiasi kepada Presiden Joko Widodo atas keberhasilan dalam pembangunan Indonesia...
- Advertisement -

Baca berita yang ini