Peresmian Danantara sebagai Kekuatan Ekonomi untuk Masa Depan Indonesia

Baca Juga

Oleh : Rizki Ramadhan )*

Indonesia memasuki era baru dalam pengelolaan investasi nasional dengan pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Struktur ini dirancang sebagai pengelola aset strategis milik negara guna memperkuat perekonomian jangka panjang. Langkah ini bukan sekadar restrukturisasi, melainkan strategi komprehensif yang berlandaskan regulasi untuk mengoptimalkan sumber daya negara.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Danantara merupakan bentuk konsolidasi atas seluruh kekuatan ekonomi yang berada di bawah kendali Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan nama yang berarti Daya Anagata Nusantara, lembaga ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi melalui pengelolaan dana investasi serta aset negara demi masa depan Indonesia.

Pembentukan Danantara didasarkan pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan diperkuat oleh Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2021 mengenai Lembaga Pengelola Investasi. 

Payung hukum tersebut memberikan dasar kuat dalam struktur kelembagaan dan mekanisme pengelolaan dana investasi. Implementasinya semakin nyata setelah pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 mengenai BUMN dalam Rapat Paripurna DPR RI pada 4 Februari 2025.

Dengan nilai aset BUMN yang mencapai 1 triliun dolar AS atau sekitar 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, optimalisasi pengelolaannya menjadi keharusan. Leverage yang tepat dalam pasar investasi diyakini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Berdasarkan penelitian IMF pada 2020 mengenai Sovereign Wealth Funds (SWF) dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang, pengelolaan dana investasi yang efektif berkontribusi signifikan terhadap stabilitas ekonomi negara.

Konsep superholding seperti yang diterapkan Danantara sudah lama menjadi wacana dalam transformasi kelembagaan BUMN. Penerapan model ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk mendiversifikasi sumber pendapatan negara. 

Ketergantungan pada sektor migas dan pertambangan menimbulkan risiko tinggi akibat fluktuasi harga komoditas global. Oleh karena itu, investasi Danantara diarahkan pada proyek berkelanjutan dengan dampak ekonomi luas, termasuk manufaktur canggih, produksi pangan, energi terbarukan, dan industri hilir.

Pemerhati kebijakan publik dari Universitas Nasional, Ansori Baharudin Syah, menilai pembentukan Danantara sebagai langkah strategis dalam mengelola aset negara agar lebih efektif dan memiliki nilai investasi yang tinggi. 

Melalui struktur ini, aset yang sebelumnya tersebar di berbagai BUMN lebih terarah dalam penggunaannya. Dampaknya tidak hanya meningkatkan profitabilitas bagi BUMN yang tergabung di dalamnya, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan. Keuntungan investasi dari Danantara dialokasikan kembali untuk kesejahteraan masyarakat, menciptakan efek berantai positif yang lebih luas.

Selain itu, Ansori juga menekankan bahwa keberadaan Danantara meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di tingkat global. Dengan pengelolaan aset yang lebih produktif, Indonesia berpeluang menarik investasi asing lebih besar. 

Saat ini, nilai investasi asing di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain, dengan rata-rata tidak melebihi 100 dolar AS per kapita, sementara Vietnam sudah mencapai 400 dolar AS per kapita. Peningkatan investasi asing yang masuk ke Indonesia menjadi indikator keberhasilan Danantara dalam menciptakan iklim investasi yang lebih kompetitif.

Anggota Tim Ekonomi Presiden dan Wakil Presiden, Laode Masihu, melihat bahwa reformasi BUMN melalui Danantara menitikberatkan pada optimalisasi aset, profesionalisme, dan orientasi terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Benchmark utama yang digunakan adalah model pengelolaan seperti Temasek Holdings di Singapura serta China Investment Corporation. Kedua lembaga tersebut telah terbukti mampu mengelola investasi negara secara efisien dengan strategi diversifikasi sektor dan tata kelola yang transparan.

Beberapa langkah strategis perlu diterapkan agar Danantara dapat mencapai tujuan tersebut. Pertama, peningkatan kapasitas manajemen dengan merekrut tenaga ahli yang kompeten di bidang investasi global.

Kedua, penerapan prinsip tata kelola yang baik dengan menjamin transparansi dan akuntabilitas. Ketiga, pengembangan portofolio investasi yang terdiversifikasi untuk mengurangi risiko. 

Keempat, penerapan prinsip investasi berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Kelima, membangun kemitraan strategis dengan SWF global serta investor internasional untuk meningkatkan jaringan investasi.

Pembelajaran dari berbagai negara menunjukkan bahwa keberhasilan SWF sangat bergantung pada tata kelola yang baik serta manajemen risiko yang ketat. Norwegia dengan Government Pension Fund Global mengedepankan prinsip ethical investment dengan menghindari sektor-sektor yang tidak berkelanjutan. 

Singapura melalui Temasek Holdings dan GIC menampilkan fleksibilitas dalam diversifikasi investasi global. China, Malaysia, dan Uni Emirat Arab juga telah membuktikan bahwa pengelolaan dana investasi negara dapat menjadi instrumen penting dalam meningkatkan stabilitas ekonomi dan daya saing internasional.

Dengan peluncuran resmi Danantara, Indonesia berada pada titik awal transformasi besar dalam pengelolaan aset negara. Dengan strategi yang tepat, lembaga ini berpotensi menjadi motor utama bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Melalui pengelolaan aset yang profesional dan terarah, Indonesia dapat memperkuat posisinya di kancah ekonomi global, membuka peluang investasi baru, serta memastikan kesejahteraan jangka panjang bagi masyarakat. (*)

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi institute 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sinergi Pemerintah dan UMKM dalam Program Makan Bergizi Gratis: Peluang Ekonomi Baru

Oleh: Maryam Anita)* Program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas oleh pemerintah memberikan kesempatan baru bagi para pelaku Usaha Mikro,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini